Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kepala Bidang Mitigasi, Gempa Bumi, dan Tsunami BMKG, Daryono menyatakan, gempa ini merupakan jenis gempa dangkal yang diduga dipicu adanya patahan dalam Lempeng Indo-Australia.
"Sehingga gempa ini dapat disebut sebagai Gempa Intraslab, seperti halnya gempa 6,1 yang terjadi di selatan Jawa Timur pada 10 April 2021 lalu," kata Daryono dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan, Selasa, (27/4).
Gempa ini memiliki mekanisme sumber berupa pergerakan geser atau mendatar (strike-slip fault) dan dirasakan cukup luas hingga Tangerang dan Jakarta. Di daerah Sukabumi, Rangkasbitung, Bayah, Cihara, Cilograng, Panggarangan, dan Bogor, guncangan dirasakan dalam skala intensitas III MMI (Modified Mercalli Intensity), yakni getaran terasa di dalam rumah seakan ada truk yang lewat.
Sementara di Tangerang Selatan, Jakarta, dan Bandung, dirasakan dalam skala intensitas II MMI, yakni getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
ADVERTISEMENT
"Hingga saat ini belum ada laporan kerusakan rumah yang ditimbulkan akibat gempa," ucapnya.
Daryono juga mengatakan gempa tersebut tidak berpotensi tsunami. Berdasarkan hasil monitoring BMKG sampai pukul 17.00 WIB juga tidak ditemukan petunjuk adanya aktivitas gempa susulan.
Disebutkan, gempa ini merupakan kejadian yang kedua dengan guncangan yang dirasakan oleh masyarakat wilayah Samudra Hindia Selatan Jawa.
Dilaporkan gempa pertama terjadi pukul 10.22 WIB pagi tadi dengan kekuatan 4.6 magnitudo. Kejadian pertama berpusat di laut pada jarak 91 km arah barat daya Gunungkidul, Yogyakarta, dengan kedalaman 24 km.
==
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona