Penjelasan BMKG soal Kabut yang Selimuti Sleman Pagi Ini

Ilustrasi kabut. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan

Sejumlah wilayah di Kabupaten Sleman diselimuti kabut pagi ini, Kamis (31/8). Pemandangan kabut ini kemudian banyak diunggah masyarakat ke media sosial seperti Twitter.

Kepala Staklim BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menjelaskan kabut yang terjadi pagi hari ini karena atmosfer yang mendukung terbentuknya kabut.

"Terbentuknya kabut ini merupakan fenomena alam yang sering terjadi. Di mana kandungan udara dekat permukaan tanah cukup jenuh dengan uap air, biasanya kandungan uap air di dalam udara tersebut mempunyai kelembaban udara mendekati 100 persen," kata Reni dalam keterangannya, Kamis (31/8).

Reni menyebut apabila kandungan udara yang cukup jenuh berada di daerah yang suhu udaranya cukup dingin, di bawah titik beku, maka uap air akan berkondensasi.

"Maka bisa terbentuk kabut di wilayah Sleman pada pagi hari tadi," jelasnya.

"Setelah kami cek kelembaban udara cukup tinggi sekitar 95 persen dan suhu udara pada pagi hari tadi sekitar jam 6 pagi cukup dingin 19,6 derajat celcius, sehingga hal itu memungkinkan terjadi kabut di Sleman dan sekitarnya," katanya.

Di bulan Agustus hingga September mendatang potensi kabut masih terus terjadi karena masih dalam periode musim kemarau.

"Di mana pada musim kemarau, biasanya suhu udara di pagi hari akan lebih dingin daripada biasanya dan disertai kelembaban udara yang tinggi," pungkasnya.