Penjelasan BMKG soal Suhu Dingin di Bandung Raya Capai 16°C

16 Juli 2024 10:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Berkemah di Ranca Upas, Bandung. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Berkemah di Ranca Upas, Bandung. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Bandung Raya terasa lebih dingin beberapa hari ini. Bahkan suhunya pernah berada di angka 16 derajat Celcius.
ADVERTISEMENT
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Bandung menyatakan suhu dingin itu merupakan fenomena alami yang kerap terjadi ketika masuk masa puncak kemarau pada Juli-Agustus.
Data BMKG Bandung mencatat, sejak 1 Juli 2024, suhu udara minimum mengalami perubahan signifikan, yaitu hingga 16,6 derajat celsius.
Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu mengatakan saat ini suhu minimum normal rata rata pada bulan Juli adalah 18,2 derajat Celsius, dan pada Agustus 17,5 derajat Celsius.
"Suhu dingin ekstrem memang cenderung berpeluang terjadi saat musim kemarau, yakni di malam, dini dan pagi hari," ujar Rahayu kepada kumparan, Senin (15/7).
Rahayu menjelaskan, saat siang hari di musim kemarau, terik sinar matahari maksimal karena tidak ada tutupan awan. Hal ini mengakibatkan permukaan bumi menerima radiasi yang maksimal.
ADVERTISEMENT
Sedangkan pada malam hari, bumi akan melepaskan energi. Karena tidak ada awan, maka pada malam hari hingga dini hari, radiasi yang disimpan di permukaan bumi akan secara maksimal dilepaskan.
"Kondisi inilah yang kemudian menyebabkan permukaan bumi mendingin dengan cepat karena kehilangan energi secara maksimal. Dampaknya adalah suhu minimum atau udara dingin yang ekstrem di malam hingga dini hari," jelasnya.
Selain itu, penyebab lain mengapa suhu udara menjadi dingin pada puncak musim kemarau adalah adanya musim dingin di wilayah Australia.
Hal itu lantaran pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia menyebabkan pergerakan masa udara dingin menuju Indonesia atau lebih dikenal dengan angin monsun Australia.
"Angin monsun Australia ini membawa udara yang dingin dan kering yang berada di wilayah Australia ke wilayah Indonesia, yang berada di wilayah BBS (Belahan Bumi Selatan)," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Rahayu menambahkan, fenomena suhu dingin ini secara empiris akan terus berlangsung hingga Agustus 2024.
Oleh karena itu, dia mengimbau agar masyarakat tidak panik menghadapi fenomena ini.
"Masyarakat diharap untuk tidak panik melihat fenomena ini, karena suhu dingin pada puncak musim kemarau adalah suatu fenomena yang wajar terjadi terutama untuk wilayah Indonesia di BBS," katanya.