Penjelasan BMKG soal Tornado Kecil di Kepulauan Seribu

23 Oktober 2017 16:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Angin Puting Beliung (Foto: Instagram/jktinfo)
zoom-in-whitePerbesar
Angin Puting Beliung (Foto: Instagram/jktinfo)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tornado kecil alias puting beliung melanda wilayah Kepulauan Seribu, Senin (23/10) pagi tadi sekitar pukul 09.00 WIB. BPBD DKI mengatakan ada dua pusaran angin puting beliung di daerah Pulau Karang Lebar, Kelurahan Pulau Harapan, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Kepulauan Seribu.
ADVERTISEMENT
Bagaimana tornado kecil ini terjadi?
Kepala Humas BMKG Hary Djatmiko menjelaskan tornado skala kecil atau puting beliung merupakan fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi. Jika kejadian puting beliung tersebut di laut disebut waterspout.
Kejadian hujan lebat disertai kilat atau petir dan angin kencang atau puting beliung berdurasi singkat lebih banyak terjadi pada masa transisi atau pancaroba musim, baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya.
"Kalau di darat disebut puting beliung, kalau di air atau laut disebut waterspout," ucap Harry dalam keterangan tertulis, Senin (23/10).
Hary mengatakan, puting beliung merupakan angin kencang yang datang secara tiba–tiba, mempunyai pusat dan bergerak melingkar seperti spiral hingga menyentuh permukaan bumi serta punah dalam waktu singkat kurang dari 10 menit.
ADVERTISEMENT
Herry menjelaskan, ada berbagai istilah puting beliung:
1. Indonesia disebut dengan angin puyuh/leysus (Jawa)
2. Amerika disebut tornado
3. Eropa disebut twister
4. Australia disebut Willy willy
Berdasarkan keterangan BPBD DKI, cuaca di wilayah Kepulauan Seribu pagi tadi mendung tebal ketika terlihat 2 pusaran angin yang menuju ke antara Pulau Opak dan Pulau Kaliage. Kemudian pusaran angin tersebut mengarah ke Pulau Karang Besar.
"Beruntung tidak ada korban jiwa dan kerusakan rumah dalam kejadian tersebut karena Pulau Karang Lebar merupakan pulau yang tak berpenghuni, namun sebagian pepohonan di pulau tersebut mengalami kerusakan," demikian keterangan BPBD DKI.