Penjelasan Gubernur soal Lonjakan Corona di Bali Tak Terkait Work From Bali

28 Juni 2021 16:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Bali Wayan Koster bersama Menparekraf Sandiaga Uno secara virtual. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Bali Wayan Koster bersama Menparekraf Sandiaga Uno secara virtual. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Gubernur Bali Wayan Koster membantah program Work From Bali (WFB) menjadi salah satu penyebab lonjakan kasus COVID-19 di Pulau Dewata.
ADVERTISEMENT
"Pertama kenaikan kasus COVID-19 tidak ada kaitannya dengan Work From Bali," kata dia dalam Weekly Press Briefing bersama Menparekraf Sandiaga Uno secara virtual, Senin (28/6).
Program WFB -- bagian dari pelaku perjalanan dalam negeri (PPDN) -- menjadi salah satu sebab lonjakan corona di Bali, sebelumnya disampaikan oleh Sekretaris Penanganan COVID-19 Bali I Made Rentin kepada wartawan pada Selasa (22/6).
Alasan Koster membantah WFB menjadi salah satu pemicu lonjakan kasus COVID-19 di Bali adalah WFB digelar di kawasan Nusa Dua, Kabupaten Badung.
Namun, kasus corona melonjak di kabupaten/kota lain yang tidak dikunjungi pelaku perjalanan dalam negeri (PPDN), yaitu Kota Denpasar, Gianyar, Tabanan, dan Karangasem.
"Work From Bali itu berada di Kabupaten Badung tepatnya di Nusa Dua, tetapi munculnya kasus justru banyak di Denpasar, banyak di Gianyar, Buleleng, dan Tabanan. Buleleng dan Tabanan itu sama sekali tidak tersentuh oleh PPDN yang menerapkan Work From Bali. Jadi sebagian besar di Kabupaten Badung, jadi tidak ada kaitannya dengan Work From Bali," kata Koster.
ADVERTISEMENT
Menurut pengamatan Koster, PPDN yang berkunjung ke Bali berada di kawasan Kabupaten Badung. Mereka belum berwisata ke daerah lain, misalnya Tanah Lot di Kabupaten Tabanan. Sehingga tidak ada penyebaran COVID-19 di kabupaten lain.
"Tapi saya amati dari pelaku perjalanan dalam negeri yang berkunjung ke Bali, itu rata-rata meraka stay di tempat. Jadi di Kabupaten Badung, belum pergi ke destinasi wisata yang ada di Tanah Lot, Ubud, dan rata-rata masih melakukan aktivitas di hotel di mana meraka menginap. Sehingga penyebarannya tidak ada," kata Koster.
Petugas memasang garis larangan beraktivitas di area Taman Bermain Anak-Anak, Denpasar, Bali untuk mencegah corona, Sabtu (19/6/2021). Foto: Nyoman Hendra Wibowo/ANTARA FOTO
Meski kasus COVID-19 di Bali meningkat, yakni pada angka tiga digit, menurut Koster, masih terkendali. Total kumulatif corona di Bali per Minggu (28/6) mencapai 49.546 orang. Terdiri dari 46.584 orang sembuh (94 persen), 1.554 orang meninggal (3,14 persen) dan 1.408 orang masih dirawat (2,84 persen).
ADVERTISEMENT
"Kesembuhan cukup tinggi pada angka 94% lebih, yang masuk RS itu sedikit. Jadi sebenarnya tidak lama orang ini sembuh dan dia dalam posisi yang sehat. Mirip-mirip seperti flu saja sebenarnya. Jadi flu beberapa hari sembuh, flu beberapa hari sembuh," kata dia.
Dia berharap program WFB tersebut dapat terus berjalan. Tidak hanya WFB, ia berharap pariwisata internasional Bali juga dapat dibuka pada akhir Juli 2021.
Vaksinator menyuntikkan vaksin corona kepada pekerja sektor pariwisata di Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (20/5). Foto: Fikri Yusuf/ANTARA FOTO
"Jadi situasinya biasa saja yang kami rasakan. Karena itu kami sedang dalam posisi nyaman dan WFB kami harapkan tetap jalan, dan event-event bisa dijalankan, dan rencana pembukaan wisman dapat kita buka sesuai rencana. Kiranya kita bisa dorong sama-sama untuk kita laksanakan pada akhir Juli ini," kata dia.
ADVERTISEMENT
Hal ini karena vaksinasi dosis pertama di Bali telah mencapai 2,1 juta atau 71 persen dari target 3 juta penduduk. Dosis kedua mencapai 700 ribu atau 24 persen.
Sementara itu, vaksinasi di tiga wilayah zona hijau yakni Ubud di Kabupaten Gianyar, Sanur di Kota Denpasar, dan Nusa Dua di Kabupaten Badung, telah mencapai target.
Presiden Jokowi meninjau vaksinasi corona massal di Gianyar, Bali, Selasa (16/3/2021). Foto: Youtube/Sekretariat Presiden
Vaksinasi dosis pertama di Kabupaten Badung mencapai 102 persen, Gianyar dan Denpasar di atas 70 persen dari target. Vaksinasi dosis kedua di Denpasar mencapai 90 persen dan daerah lain ada yang 55 persen.
"Jadi pada intinya sudah mencapai angka yang kondusif. Memang ada penambahan positif karena vaksinasi tidak 100%. Tapi kalau sudah divaksin data menunjukkan risikonya kecil, pertama cepat sembuh, kedua tidak bergejala yang berat, ketiga adalah tidak sampai masuk RS. Dan meninggal stagnan," beber Koster.
Peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) yang digelar di Agung Ballroom, Hotel Grand Inna, Kota Denpasar. Foto: Denita br Matondang/Kumparan
Berbeda dengan statemen Koster, pantauan kumparan di Bali, ada beberapa kementerian dan lembaga yang melaksakan Work From Bali tidak di Kabupaten Badung. Salah satunya adalah Peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) yang digelar di Agung Ballroom, Hotel Grand Inna, Kota Denpasar, Sanur, pada Kamis (17/6).
ADVERTISEMENT
.