Penjelasan Istana soal Jokowi Salami Politikus Australia Berpin Bendera OPM

12 Februari 2020 14:34 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo saat pertemuan dengan para pengusaha Australia di Hotel Hyatt Canberra, Australia. Foto: Muchlis Jr-Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo saat pertemuan dengan para pengusaha Australia di Hotel Hyatt Canberra, Australia. Foto: Muchlis Jr-Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Istana menjelaskan soal "insiden kecil" pada kunjungan Presiden Joko Widodo ke Australia pada Senin (10/2). Dalam insiden itu, Jokowi terlihat menyalami anggota DPR Australia Adam Bandt, yang mengenakan pin kecil Bintang Kejora, lambang perlawanan Organisasi Papua Merdeka (OPM).
ADVERTISEMENT
Bandt juga mengunggah foto itu di Twitternya pada Senin (10/2), terlihat pin Bintang Kejora yang sangat kecil tersemat di kerah kiri jasnya. Jika tak teliti, pin itu akan terlewat. Bandt mengatakan bahwa dia meminta Jokowi menanggapi isu pelanggaran hak asasi manusia.
Pemimpin Green Party Australia ini juga merilis pernyataan, meminta Jokowi menyelidiki pelanggaran HAM di Papua dan membebaskan Veronika Koman yang masuk daftar pencarian orang (DPO) atas tuduhan provokasi isu Papua.
Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko menjelaskan, Bandt adalah satu dari banyak orang yang disalami Presiden Jokowi usai berpidato di hadapan anggota parlemen Australia di Canberra. Ketika itu, banyak orang yang disalami oleh Jokowi, sehingga sulit untuk mengenalinya satu per satu.
ADVERTISEMENT
"Ya Pak Jokowi kan orang baik. Semua disalami. Kan enggak bisa dikenali satu per satu. Saya kira itu yang senatornya (anggota DPR)," kata Moeldoko di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (12/2)
Adegan bersalaman itu terjadi usai standing ovation yang panjang usai pidato Jokowi. Moeldoko mengatakan, standing ovation selama lima menit ini adalah bentuk apresiasi atas pidato Jokowi.
Presiden Joko Widodo (kiri) bersalaman dengan Perdana Menteri Australia Scott Morrison usai menandatangani buku pengunjung di Gedung Parlemen Canberra. Foto: AAP Image/Lukas Coch via REUTERS
Purnawirawan jenderal TNI itu menuturkan, seusai standing ovation itu Jokowi lalu menyalami semua yang hadir, sehingga mungkin Adam Brant tertangkap kamera.
"Disalami satu per satu. Di situlah enggak ngertilah siapa, satu per satu kan, enggak ngerti. Namanya juga warga negara Australia. Mungkin terselip satu itu, sehingga itu yang ketangkep kamera atau gimana ya. Itulah kira-kira," kata Moeldoko.
ADVERTISEMENT
Kunjungan Jokowi ke Australia digunakan beberapa pihak untuk menyuarakan tuduhan pelanggaran HAM di Papua. Sebelumnya, tim Veronika Koman mengklaim menyerahkan dokumen berisikan nama-nama korban tewas dan tahanan politik di Papua kepada Jokowi saat di Canberra.
Menkopolhukam Mahfud MD menuturkan rakyat biasa sering memberikan surat kepada Presiden Jokowi ketika melakukan kunjungan kerja. Namun terkait dokumen tahanan politik yang disebut-sebut diserahkan tim Veronica Koman, Mahfud menyebut dokumen itu "sampah".
"Rakyat biasa juga kirim surat ke presiden, kalau memang ada (dokumen dari Veronica), ya sampah sajalah. Ya mungkin benar aja dia kirim, mungkin sama dengan surat lain," ucap Mahfud di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/2).