Penjelasan Lengkap KH Ahmad Zahro soal Oknum Mendata Ustaz-Santri Tengah Malam

30 September 2020 3:31 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pesantren Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pesantren Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
Sebuah video dengan pembicara KH Ahmad Zahro viral di media sosial. Dalam video yang dibagikan akun NU Garis Lurus pada 26 September tersebut, Ahmad menceritakan ada pendataan ustaz dan santri saat tengah malam. Hal ini memunculkan kenangan buruknya pada tahun 1964, ketika ayahnya digerebek suatu gerombolan.
ADVERTISEMENT
Ahmad Zahro tidak menyebut secara spesifik kejadian apa di tahun 1964 itu. Namun, banyak spekulasi bermunculan kejadian tahun 1964 yang dimaksud Ahmad Zahro adalah gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI) terhadap ponpes di Jawa Timur.
Viralnya video tersebut membuat Ahmad Zahro kembali mengunggah video yang melengkapi penjelasan serta pertanyaan beberapa pihak pada Selasa (29/9).
kumparan menghubungi Ahmad Zahro. Namun, pesan WhatsApp dan panggilan telepon yang diajukan tak kunjung berbalas. Pada Selasa (29/9) malam, Ahmad Zahro mengirim chat WhatsApp.
Isi chat WhatsApp dari Ahmad Zahro itu adalah, “moga-moga ini sudah cukup. Mohon maaf saya sudah capek wawancara sejak 2 hari yang lalu,” ujar dia sembari memberikan link video YouTube terbaru pernyataannya.
ADVERTISEMENT
Berikut isi lengkap penjelasan KH Ahmad Zahro dalam video terbarunya:
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Hadirin dan Hadirot, para pemirsa yang berbahagia, kita bersyukur ke hadirat Allah SWT, dan saya berterimakasih kepada semua pemirsa Azahro Official, responsnya luar biasa, terutama terkait dengan kasus pesantren yang tengah malam didatangi yang mengaku aparat itu ternyata direspon amat banyak.
Sekali lagi terima kasih yang respons positif maupun negatif sama-sama baiknya. Dalam perasaan saya sama baiknya, itu motivasi yang menjadikan semangat untuk berbuat, saya akan menjelaskan apa yang jadi tanggapan atau pernyataan para pemirsa supaya tidak menjadi liar, maka berikut penjelasan singkat saya.
Pertama kenapa berita itu tidak dilaporkan polisi? mengapa langsung disiarkan ke publik?
Pemirsa yang berbahagia, hadirin hadirot, soal lapor polisi jelas bukan urusan saya, wong itu yang mengalami bukan saya. Jadi yang lapor yang mengalami dan saya sudah minta agar dilaporkan ke polisi moga-moga yang menjadi objek kasus ini Kiai itu sudah lapor, dan saya mohon kepada pak Kiai, juga memberi tahu saya supaya juga saya tau perkembangan laporan yang njenengan sampaikan. Karena posisi saya sebagai orang yang peduli pesantren ingin tahu dengan apa yang terjadi di semua pesantren di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Jadi kalau dituntut melaporkan, maka bukan saya yang melaporkan.
Mengapa diviralkan? gimana kalau itu hoaks?
Hhm. Saya mohon maaf kalau menuduh ini hoaks itu merendahkan saya. Saya dalam doktrin di KSS itu segala yang terjadi itu hukum Allah dan kebohongan itu dosa besar. Bagi para kufat Al-Qur'an bohong itu dosa besar.
Dan mohon maaf kita ndak biasa bohong, maka saya jelaskan itu bukan hoaks. Sekali lagi hoaks itu keadaan kemudian, saya berani menjelaskan itu bukan bohong, itu benar terjadi, dan saya ikut mengalami dalam tanda kutip langsung pada kejadian itu, jadi kemungkinan itu hoaks itu pasti tidak, ini sungguh terjadi, maka saya sebagai sekretaris dewan pembina penguatan pesantren seluruh Indonesia segera diambil langkah preventif. Laporan kan ada waktunya, lapor kapan, ditangkap kapan, itu terserah mereka.
ADVERTISEMENT
Saya tidak ingin kejadian itu susul menyusul, jadi segera saya viralkan adalah tindakan preventif, juga kepada aparat dan pejabat supaya tau ada masalah seperti ini, toh saya tidak provokasi dan menghujat, bahasa saya mengajak waspada agar semua pesantren mengambil langkah preventif supaya tidak terjadi langkah yang sama.
Saya tidak fitnah, tidak hujat, bahwa langkah saya adalah langkah antisipatif dan preventif. Terhadap para pengkritik monggo penjenengan punya hak yang sama dengan saya, pilihan Anda untuk berbuat atau bertindak.
Ada yang bertanya siapa oknum itu?
Maaf ya, kalau kita tahu pasti, bukan kewajiban saya untuk beritahu. Saya tidak tahu pasti siapa itu. Tugas aparat lah yang untuk memberitahukan itu. Bagi saya tugas saya memberitahukan ada tindakan seperti itu. Kalau ada maling, tugas kita adalah menjelaskan ada pencuri. Tapi bukan tugas kita untuk beritahu pencurinya ini.
ADVERTISEMENT
Kemudian di daerah mana? siapa Kiai dan Pesantrennya?
Mohon maaf saya ini sebagai konsultan puluhan tahun, saya selalu menjaga privasi hak pribadi yang melapor. Saya tahu tidak semua orang mau diketahui identitasnya diketahui hukum. Di daerah mana saya belum bisa beritahu, supaya tidak ada keresahan di daerah tersebut. Pesantren mana saya juga tidak bisa beritahu, tapi pesantrennya ada, pasti dan bukan hoaks.
Nama kiainya, apalagi nama kiai saya harus melindungi, harus menjaga privasi dia. Sehingga, saya berharap semua bisa memaklumi kalau hal-hal yang terkait dengan identitas tidak saya ungkap dalam kesempatan kemaren.
Loh pesantren dengan pejabat kan dekat?
Iyalah kalau pesantren besar iyalah, tapi kalau pesantren kecil atau pesantren tahfiz belum besar atau bukan besar, kecil, saya tegaskan ke pesantren tahfiz jangan ngoyo cari santri. jadi kiai santri itu sangat berat, sangat-sangat berat. Maka semua pesantren tahfiz relatif kecil. Ada yang besar tapi sebagian besar relatif kecil.
Ilustrasi santri pesantren. Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
Ada yang lucu, ini jangan-jangan ini residu Pilpres?
ADVERTISEMENT
Mohon maaf, ini ndak nyaman didengar, masa saya dianggap masih model-model baper terkait Pilpres?. Pilpres kan sudah selesai, yang sudah terjadi terjadilah, dengan yang berkompetisi terserah masing-masing tapi kan saya tidak pernah berbicara terkait Pilpres dan mengaitkan dengan Pilpres. Dan mohon maaf 01 dan 02 sudah menyatu, ngapain kita? wong gak dapat apa-apa kok, masih baper. Ya semacam duka yang tidak berdasar dan janganlah berburuk sangka.
Dan saya mohon maaf kalau saya bicara PKI, penjenengan kan bukan PKI, siapa yang tersinggung kalau saya bicara PKI kan wajib dipertanyakan. Dan ini tindakan kewaspadaan antisipatif supaya kita tidak lengah dan tidak siap, ya kalau PKI yang pernah memberontak di negeri ini kan PKI.
ADVERTISEMENT
Dan yang tidak cocok dengan dasar negara ini kan PKI, harusnya semua setuju dan kompak kalau kita waspadai PKI.
Baik, moga-moga bisa dipahami, apa yang berbeda kita hormati, orang yang sedang ada masalah ini kita pahami, jangan dikejar penjenengan percaya pada saya boleh, tapi tujuan saya menjelaskan adalah tujuan antisipatif. Dan saya yakin aparat dan pejabat juga senang kalau ada ulama yang mengingatkan warganya, umatnya, akan kemungkinan bahaya akan adanya gangguan kapanpun dimanapun.
Terima kasih perhatiannya, mohon maaf segala kekhilafan dan kesalahan Assalamualaikum Warahmatulahi Wabarakatuh.