Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Penjelasan Menag soal Ustaz Somad-Adi Hidayat Tak Masuk 200 Mubalig
18 Mei 2018 20:09 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
Kemenag merilis 200 nama mubalig yang direkomendasikan untuk menjadi penceramah. Namun, di antara 200 nama tersebut, rupanya tidak semua penceramah 'tenar' masuk ke dalam daftar tersebut, seperti misalnya Ustaz Somad dan Ustaz Ali Hidayat.
ADVERTISEMENT
Terkait hal itu, Menag Lukman Hakim Saifuddin mengaku tidak tahu menahu soal tidak adanya nama sejumlah tokoh dalam daftar tersebut.
"Itu kan masukan dari sejumlah (pihak). Jadi jangan tanyakan. Jadi prosesnya, untuk diketahui oleh publik, bahwa nama-nama itu datang dari sejumlah ormas-ormas Islam, dari masjid-masjid besar yang kami mintai masukan," ungkap Lukman di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Jumat (18/5).
Sehingga, menurut Lukman, mungkin saja nama-nama yang keluar di daftar tersebut adalah sejumlah tokoh ulama yang sering berbicara di masjid-masjid yang dimintai masukan. Dari nama-nama itulah, baru pihak Kemenag melakukan konfirmasi salah satunya dengan melihat daftar riwayat hidup yang bersangkutan.
"Kami mengkonfirmasi. Jadi istilahnya kami mengkonfirmasi nama-nama yang masuk itu kemudian kita konfirmasi dengan berbagai cara. Kita melihat riwayat hidup yang bersangkutan, lalu kemudian kita konfirmasi kepada sejumlah kalangan apakah benar nama-nama ini dan seterusnya-seterusnya," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Lagipula, menurut Lukman, tidak masalah jika ada masjid yang mengundang penceramah selain 200 orang mubalig yang direkomendasikan tersebut. Sebab, daftar tersebut sebenarnya dibuat untuk memudahkan orang atau institusi yang kesulitan mendapatkan ide siapa penceramah yang akan diundang.
"Jadi di luar itu silakan. Nanti masyarakat akan menilai apakah isi ceramah itu betul-betul sesuai dengan esensi ajaran agama atau justru malah sebaliknya. Ini yang harapannya masyarakat justru bersama memantau ini," tegasnya.