Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Pendeta Indonesia di Amerika Serikat menuai kontroversi di Tanah Air lantaran pernyataannya pada aksi antirasialisme. Dalam pernyataan tersebut, dia menyinggung diskriminasi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pendeta itu adalah Oscar Surjadi dari Portland, Oregon. Dalam pidatonya di tengah aksi di Pioneer Square, pendeta dari City Blessing Church itu mendapatkan sambutan positif dari warga karena orasi dan doanya soal keadilan bagi seluruh manusia.
Namun pembukaan pada pidatonya yang kemudian memicu kecaman dari para netizen Indonesia di Twitter:
"Saya lahir di Indonesia, jadi saya tahu apa itu prasangka dan diskriminasi," kata Surjadi.
"Saya kira saya bisa lari jauh dari Indonesia dan datang ke sini untuk menghirup kebebasan. Tapi saya melihat beberapa hari lalu, hati saya meleleh," lanjut dia.
kumparan telah menghubungi Pendeta Oscar Surjadi melalui Facebook Gereja City Blessing dan diberikan alamat email untuk berkirim pertanyaan. Pertanyaan telah disampaikan pada Kamis (11/6), namun belum mendapatkan balasan.
ADVERTISEMENT
Tapi Surjadi sebelumnya sempat diwawancara oleh Voice of Amerika Indonesia (VoA Indonesia), Selasa (9/6), mengenai pidatonya tersebut. Dia mengaku diminta datang oleh kawannya ke lokasi aksi protes kematian George Floyd untuk memberi pidato pada Kamis (4/6).
"Melihat apa yang terjadi di Minnesota, sebagai manusia saya melihat, saya sedih hati saya. Waktu saya lihat itu, hati saya moved untuk mendoakan. Beberapa hari kemudian diminta ke downtown, melihat sudah banyak kekacauan," kata Surjadi.
"Tapi kita harus menjadi agen persatuan karena di tengah kekacauan ada satu kesempatan untuk memberikan kedamaian. Sudah cukup banyak hal negatif. Saya menyuarakan kasih, kasih segala-galanya," lanjut dia.
Dalam wawancara dengan VoA Indonesia, dia membenarkan menyinggung pernah tinggal di Indonesia dan mengetahui ada diskriminasi di negara itu.
ADVERTISEMENT
"Saya mention saya tinggal di Indonesia, saya pernah mengatakan, saya tahu ada diskriminasi, bahwa kau bukan satu-satunya. Di seluruh dunia ada yang sama, tapi kita harus punya reaksi yang elegan," ujar Surjadi.
Surjadi tidak menjabarkan apa diskriminasi yang terjadi di Indonesia. Ketika diminta imbauannya agar diskriminasi di Indonesia tidak meningkat jadi kekerasan, belajar dari situasi di Amerika, Suryadi menyakini bahwa keadilan hanya milik Tuhan.
"Saya yakin di dunia ini tidak ada justice. Justice belong to God, Tuhan yang memiliki keadilan. Di mana pun kita tinggal selalu ada hal-hal yang terjadi. Sebagai manusia, kita punya dua keping koin, yang satu koin benci, satu koin kasih. Tergantung yang mana yang kita mau switch on," kata Surjadi.
ADVERTISEMENT
"Memang pernah terjadi diskriminasi, enggak hanya sebagai orang Kristen dan sebagainya di Indonesia, sesama semua juga pasti ada, diskriminasi dan injustice di mana-mana," lanjut dia.
Walau diskriminasi ada di mana-mana, namun Surjadi mengatakan hal itu jangan dikedepankan. Masyarakat seharusnya merayakan kesatuan sebagai manusia yang sama, jangan fokus kepada keburukan.
"Untuk masyarakat Indonesia saya lihat saat ini sudah maju, sudah baik, sudah cukup dibanggakan. Jangan terpengaruh hal demikian, kita memiliki slogan yang lebih powerful dari bangsa lain, Bhinneka Tunggal Ika, mari kita manifestasikan," ujar Surjadi.
"Tuhan tidak melihat warna, Tuhan buta warna, blinded color, dia melihat semua itu sama, tapi kita yang melihat itu color," kata dia lagi.
Oscar Surjadi mengatakan telah meninggalkan Indonesia sejak 1987 namun tinggal di Singapura lebih dulu, sebelum akhirnya pindah ke Amerika Serikat. Awalnya, City Blessing Church yang dia pimpin dari 1998 khusus untuk jemaat Indonesia, namun sejak 2007 gereja itu juga menerima jemaat umum.
ADVERTISEMENT
Belum diketahui apakah Surjadi masih memegang kewarganegaraan Indonesia atau sudah jadi WN Amerika Serikat.
Live Update