Penjelasan Pesantren di Sumut soal Senior Aniaya Santri hingga Tewas

7 Juni 2021 11:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Penganiayaan  Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Penganiayaan Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Santri berinisial FW (14) di Pesantren Darul Arafah Raya, Kecamatan Kutalimbaru, Deli Serdang, Sumatera Utara tewas dianiaya seniornya APH (17) Sabtu (5/6). Pimpinan Pesantren Harun Lubis mengakui adanya dugaan penganiayaan itu.
ADVERTISEMENT
Namun kata Harun, korban tewas bukan karena perkelahian, seperti berbagai pemberitaan.
"Bukan perkelahian, jadi sifatnya karena masalah pribadi senioritas. Dan itu satu orang pelakunya. Dalam arti kata (pelaku) memukul (korban)," ujar Harun kepada wartawan, Senin (7/6).
Harun belum mengetahui secara rinci berapa kali korban dipukul. Namun menurut keterangan murid-muridnya pemukulan hanya sekali. Harun juga belum menjelaskan senior kelas berapa yang aniaya FW.
“Ini informasi sebelum (penyelidikan) kepolisian. Kalau (yang dari) BAP, kami belum tahu,”ujarnya
Kata Harun peristiwa penganiayaan terjadi setelah belajar malam. Saat itu pengasuh pesantren mengumpulkan para santri yang selesai belajar, untuk diabsen. FW diajak seniornya ke luar asrama.
"Di situ mereka kejadiannya, jadi kan proses pengabsenan sekitar setengah jam, yang mengabsen dari pengasuh. Jadi kejadian di luar asrama. Bukan di dalam kamar. Masih di areal pesantren. Jadi di asrama sedang pengabsenan," ujar Harun.
ADVERTISEMENT
Setelah peristiwa itu, korban kata Harun sempat tidak sadar dan dibawa ke klinik untuk diperiksa dokter, namun nahas nyawanya tidak tertolong. Selanjutnya kata dia kasus ini diserahkan kepada pihak kepolisian.
"Terduga pelaku sudah diamankan. Subuh kemarin, sudah diambil kepolisian," ujar Harun.
Terhadap peristiwa ini, kata Harun, pihaknya berkomitmen untuk mengawal dan mendampingi segala proses hukum yang terjadi. Pihaknya juga akan mengevaluasi segala kebijakan agar tidak terulang kembali.
"Bahwa Pesantren Darularafah Raya senantiasa berkomitmen untuk meningkatkan mutu dan pelayanan pendidikan kepada santri," ujar Harun.
Sebelumnya dari kejadian ini jasad korban telah diautopsi. Kepala RS Bhayangkara Medan, AKBP A Ginting membenarkannya.
“Itu sudah masuk RSU Bhayangkara uda diautopsi,”ujar A Ginting, Minggu (6/6).
ADVERTISEMENT
Namun dia belum merinci penyebab tewasnya FW.
“Itu hasilnya, ke penyidik, walaupun saya kepala rumah sakit, eksposenya harus penyidik,”ujar A Ginting.
Terpisah Kapolsek Kutalimbaru, AKP Hendri Surbakti saat dihubungi belum memberikan jawaban. Begitu juga dengan Kanitreskrimnya Ipda Syahrizal