Penjelasan PVMBG soal 4 Gunung Api Berstatus Siaga dan Cara Menghadapinya

7 Oktober 2022 1:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gunung Semeru kembali luncurkan awan panas guguran yang terpantau dari Pos Pengamatan Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, Kabupaten Lumajang, Minggu (1/5).  Foto: PPGA Semeru/HO/ANTARA
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Semeru kembali luncurkan awan panas guguran yang terpantau dari Pos Pengamatan Gunung Api Semeru di Gunung Sawur, Kabupaten Lumajang, Minggu (1/5). Foto: PPGA Semeru/HO/ANTARA
ADVERTISEMENT
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan membeberkan 4 gunung api yang berstatus level 3 atau siaga yakni Gunung Ili Lewotolok, Gunung Anak Krakatau, Gunung Merapi dan Gunung Semeru.
ADVERTISEMENT
Hendra mengatakan, selain 4 gunung api tersebut, terdapat 17 gunung api yang berada pada level 2 atau Waspada. Pihaknya selama memantau aktivitas gunung tersebut selama 24 jam.
"Dan ada sekitar 17 (gunung) dalam level 2 atau Waspada, sisanya dalam kondisi normal. Ini kita pantau selama 24 jam," kata Hendra dalam konferensi persnya, Kamis (6/10).
Hendra menuturkan, perbedaan level gunung api tersebut memiliki tingkat risiko yang berbeda. Gunung berapi aktif level 3 atau siaga, tingkat risikonya sangat tinggi bagi masyarakat yang tinggal di dekat kawasan sekitar gunung tersebut.
"Oleh karenanya, dengan level 3 ini kita selalu diingatkan agar masyarakat yang paling dekat ini untuk selalu waspada, yaitu dengan adanya kejadian maupun selalu memperhatikan imbauan dari pemerintah daerah atau BPBD setempat," ujar Hendra.
ADVERTISEMENT
Sedangkan bagi gunung berapi aktif level 2 atau Waspada potensi erupsinya cenderung lebih kecil. Namun hal ini bukan berarti tidak berbahaya bagi masyarakat.
Hendra memfokuskan pada pendaki gunung yang mendekati kawah gunung. Walau potensi erupsinya kecil, tapi cukup berbahaya bagi para pendaki.
Pantauan CCTV aktivitas gunung di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Badan Geologi (PVMBG). Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
"Di mana di Gunung Marapi contohnya, di daerah puncak nih ada deformasi, dan pada saat yang sama sangat banyak pendaki yang ke sana. Kami mohon juga pendaki ini untuk selalu mendapat informasi dari BPBD atau Pemerintah Daerah setempat," tuturnya.
Hendra lalu memberi contoh lain yakni di Gunung Gamalama yang posisinya tidak jauh dari bandara. Efeknya tidak langsung dari magma, tapi dari gempa tektonik lokal dan memicu terjadinya erupsi freatik yang dapat mengganggu aktivitas penerbangan.
ADVERTISEMENT
"Mungkin bapak ibu sekalian dan para sahabat Badan Geologi sudah mendengar, ada aplikasi Magma Indonesia. Di sana bisa di-download dan di-install di hp-nya, bisa mengecek status tiap gunung yang ada di Indonesia," ujar Hendra.
Indonesia adalah salah satu negara yang termasuk dalam wilayah Ring of Fire atau cincin api. Ring of Fire sendiri merupakan serangkaian 850-1.000 gunung berapi yang membentang hampir 40.250 kilometer di sekitar Samudera Pasifik.
Selain itu, Indonesia sendiri memiliki 127 gunung berapi aktif di mana 70 lebih itu masuk dalam kategori tipe aktif, sedangkan sisanya masuk kategori kurang aktif atau tipe B dan tipe C.
Reporter: Muhammad Fadlan Nuril Fahmi