Penjelasan Seniman Patung Naga di YIA: Jangan Dihubungkan dengan Politik
ADVERTISEMENT
Keberadaan patung naga di Bandara Yogya International Airport (Bandara YIA) Kulonprogo, DIY , menjadi pembicaraan publik usai salah satu kader Partai Ummat, Mustofa Nahrawardaya, mengunggahnya di akun Twitternya.
ADVERTISEMENT
Dalam cuitannya, Mustofa menyinggung soal pemilihan patung naga di Bandara YIA dan bukan lambang negara seperti burung garuda yang diletakkan di bandara.
Cuitan Mustofa tersebut viral dan mengundang berbagai respons dari masyarakat, termasuk dari seniman pembuat patung naga tersebut, Tri Surharyanto.
Kepada kumparan, Tri menjelaskan makna dari patung naga yang telah dibuat sejak 2015. Pertama kali patung itu dipamerkan pada pameran tunggalnya di 2017 silam.
"Dari karya itu, saya tidak semata-mata membuat dekorasi untuk sebuah hiasan atau pemanis ruangan, tapi saya ingin menawarkan gagasan pemikiran yang saya pikirkan terkait sejarah nusantara," ungkapnya, Sabtu (1/12).
"Contohnya, mungkin saja kita telah menjelajah belahan dunia jauh sebelum Colombus atau bahkan laksamana Cheng Ho, hal itu dibuktikan dengan penemuan artefak dan relief Candi Sukuh. Naga tersebut merupakan mitologi, sama halnya pemikiran yang ada dalam benak saya soal sejarah nusantara, penuh dengan mitologi," paparnya.
Tri juga menjawab soal pihak yang mempertanyakan nilai nasionalisme dalam karyanya yang diberi nama Naga Jalur Sutra tersebut. Menurutnya, karya tersebut sengaja memunculkan mitos-mitos kejayaan yang sampai saat ini masih ada dalam benak rakyat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Penggambaran naga, menurutnya, adalah simbol mitos dengan semangat kenusantaraan yang saat ini sudah mulai keropos. Ia ingin karyanya dapat menggugah kembali ingatan mitos dan membangkitkan keinginan untuk mempelajari sejarah nusantara.
"Kenapa nggak ada nasionalisme? Itu sengaja saya ingin memunculkan mitos kejayaan kita. Karena kita nggak punya bukti apa pun, seperti halnya naga itu ada atau nggak, itu mitos. Mengangkat spirit-spirit ke-nusantara-an sekarang yang sudah mulai keropos, bisa dipelajari dari situ," tuturnya.
Patung naga ini bukan satu-satunya karya milik Tri Surhayanto. Patung dengan nilai nasionalisme juga pernah dia ciptakan, seperti patung Gajah Mada. Dia juga pernah membuat pameran karya seni di Taman Budaya Yogyakarta.
Ia menghargai kritik dan opini publik soal karya seninya. Namun ia berharap masyarakat dapat mengapresiasi karya seni tanpa harus menyangkutpautkannya dengan politik-politik tertentu.
ADVERTISEMENT