Penjelasan soal Megakorupsi 1MDB di Malaysia yang Menyeret Najib Razak

28 Juli 2020 16:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak tiba di Pengadilan Tinggi Kuala Lumpur, Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (28/7).  Foto: Mohd RASFAN / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak tiba di Pengadilan Tinggi Kuala Lumpur, Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (28/7). Foto: Mohd RASFAN / AFP
ADVERTISEMENT
Pengadilan Tinggi Malaysia memvonis eks Perdana Menteri Najib Razak bersalah atas tujuh dakwaan dalam skandal 1MDB.
ADVERTISEMENT
Kasus 1MDB disebut-sebut sebagai megakorupsi. Pejabat tinggi Malaysia bersama kroni-kroninya dituduh mencuri uang sebesar USD 4,5 miliar atau setara Rp 65,4 triliun dari 1MDB, BUMN yang bergerak di bidang investasi.
Najib ditengarai sebagai sosok kunci skandal besar tersebut.
Mengutip dari AFP, berikut penjelasan singkat mengenai skandal 1MDB:

Apa itu 1MDB?

Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak tiba di Pengadilan Tinggi Kuala Lumpur, Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (28/7). Foto: FAZRY ISMAIL / POOL / AFP
1MDB adalah BUMN yang mengurusi dana investasi di Malaysia. 1MDB didirikan oleh Najib Razak pada 2009.
Portofolio 1MDB meliputi proyek-proyek besar di Malaysia seperti pembangkit listrik, real estate, dan aset energi lainnya baik di Malaysia maupun Timur Tengah.

1MDB diawasi secara ketat oleh Najib

Selain Najib, 1MDB juga didirikan oleh seorang rekan dekat Najib, yaitu pengusaha Low Taek Jho alias Jho Low.
ADVERTISEMENT
Meski tanpa posisi resmi, Jho Low punya wewenang besar untuk mengambil keputusan di 1MDB.
Pengusaha Malaysia, Jho Low Foto: Dimitrios Kambouris/Getty Images
Pada 2014, 1MDB terlilit utang sebesar USD 11 miliar atau setara Rp 160,4 triliun. Dugaan adanya uang yang dicuri dari 1MDB mulai muncul.
Skandal ini akhirnya tercium publik setelah diberitakan pertama kali oleh portal berita Sarawak Report. Selanjutnya pada 2015 laporan khusus The Wall Street Journal mempublikasikan dokumen yang memperlihatkan adanya aliran uang USD 681 juta setara Rp 9,9 triliun dari 1MDB ke rekening pribadi Najib.

Diselidiki Amerika Serikat

Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak tiba di Pengadilan Tinggi Kuala Lumpur, Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (28/7). Foto: FAZRY ISMAIL / POOL / AFP
Skandal 1MDB juga diselidiki oleh Kementerian Hukum Amerika Serikat. Penyelidikan dilakukan setelah aparat AS menerima laporan adanya dana publik Malaysia yang dicuci lewat sistem keuangan AS.
Kementerian Hukum AS menyebut uang sebesar USD 4,5 miliar atau setara Rp 65,4 triliun telah dicuri dari 1MDB.
ADVERTISEMENT
Uang curian itu digunakan untuk berbagai tujuan. Puluhan juta dolar AS digunakan oleh anak tiri Najib, Riza Aziz, membiayai film The Wolf of Wall Street yang dibintangi Leonardo DiCaprio.
Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak tiba di Pengadilan Tinggi Kuala Lumpur, Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (28/7). Foto: FAZRY ISMAIL / POOL / AFP
Sedangkan ratusan juta dolar lainnya dipakai Riza dan Jho Low membeli real estate mewah di Beverly Hills, New York, dan London.
Tidak hanya itu, uang korupsi 1MDB juga dipakai membeli lukisan mewah karya Claude Monet seharga USD 35 juta setara Rp 510 miliar, lukisan Van Gogh seharga USD 5,5 juta setara Rp 80 miliar, pesawat jet Bombardier seharga USD 35 juta atau setara Rp 510 miliar, kapal pesiar seharga USD 250 juta atau setara Rp 3,6 triliun dan banyak lagi.

Kejatuhan Najib dan Penyelidikan 1MDB

Mahathir Mohamad menangkan pemilu Malaysia. Foto: REUTERS/Lai Seng Sin
Mulai terciumnya skandal 1MDB membuat Najib kalang kabut. Untuk membungkam para pengkritiknya, Najib memberlakukan undang-undang represif.
ADVERTISEMENT
Kebijakan tersebut jadi bumerang buat Najib. Popularitas dia dan Partai UMNO merosot. Akhirnya Najib kalah dari Mahathir Mohamad yang bersekutu dengan Anwar Ibrahim pada pemilu 2018.
Mahathir yang kembali duduk di kursi PM Malaysia, marah besar atas korupsi 1MDB yang diduga dilakukan Najib.
Ia langsung membuka penyelidikan terhadap Najib.
April 2019, persidangan terhadap Najib mulai dilakukan. Total ada 42 dakwaan yang dijatuhkan pada Najib.
Pada Februari 2020, koalisi Pakatan Harapan yang menggulingkan Najib pecah. Pemerintahan baru Malaysia yang diisi oleh kroni-kroni Najib kembali berkuasa.
Pemerintahan baru Malaysia menimbulkan kekhawatiran akan berimbas pada keadilan di pengadilan terhadap Najib.Meski belum terbukti sepenuhnya, pada Mei 2020 lalu, secara mengejutkan Pengadilan Malaysia menutup peradilan terhadap Riza.
ADVERTISEMENT