Penjelasan Yayasan Qahal Terkait Logo dan Nama ‘Nasi Anjing’ yang Jadi Polemik

27 April 2020 11:53 WIB
Ilustrasi nasi Foto: Dok. Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi nasi Foto: Dok. Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pihak Yayasan Qahal memberi penjelasan tentang logo dan nama ‘Nasi Anjing’ yang baru-baru ini ramai jadi pembicaraan publik. Koordinator Lapangan Yayasan Qahal, Nita, mengatakan logo dan nama ‘Nasi Anjing' muncul secara spontan sebagai inisiatif dari salah satu timnya.
ADVERTISEMENT
Nita menjelaskan tak bermaksud menyinggung kalangan masyarakat mana pun. Ia meminta maaf jika ada pihak yang tersinggung.
“Pertama saya itu bikin cap (logo di stempel) Qahal, bukan cap kepala anjing. Tapi tiba-tiba waktu itu, cap itu warnanya kayaknya warnanya terlalu kentara kan, lalu tahu-tahu tim saya ada inisiatif, tanpa izin juga, bikin gitu. Saya waktu itu lebih ke bagian masaknya, jadi saya enggak terlalu fokus ke situ. Cuma karena lihat gambarnya lucu, ya udahlah,” ungkap Nita kepada kumparan, Senin (27/4).
“Tapi tanpa sadar itu melukai golongan tertentu. Ya kita minta maaf,” katanya lagi.
Penyelidikan nasi bungkus dengan tulisan nasi anjing yang hebohkan warga Tanjung Priok. Foto: Dok. Istimewa
Nita pun menjelaskan alasan pihaknya memakai logo dan nama ‘Nasi Anjing’. Alasannya, anjing dianggap hewan yang setia. Maka itu ‘Nasi Anjing’ dianggap mampu merepresentasikan kesetiaan untuk menolong sesama di masa pandemi virus corona ini.
ADVERTISEMENT
Nita mulanya berharap filosofi itu tersampaikan kepada publik. Namun, ia tak memperhitungkan filosofi tentang anjing itu bisa tidak tepat di konteks sosial-budaya sebagian masyarakat.
“Kita enggak ada niatan melecehkan orang, enggak ada. Setahu kita kan, hewan yang setia itu anjing. Sebenarnya kita mau menginspirasi orang-orang yang mampu, orang yang dalam level punya uang, yuk jadi bangsa yang setia ini,” ucap Nita.
“Cuma kan ini (filosofi) kan maksudnya begitu buat global, tapi kan buat kalangan tertentu itu menghina. Kita enggak kepikiran sampai sejauh itu,” jelasnya.
Terlepas dari alasan itu, Nita menyebut saat ini pihaknya telah berdamai dengan warga yang mempermasalahkan ‘Nasi Anjing’. Nita meminta maaf untuk kehebohan yang timbul.
Nita menjelaskan, Yayasan Qahal pada intinya bergerak untuk membantu orang-orang yang kesulitan di sekitar, terutama di kawasan Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Yayasan yang sudah bergerak bertahun-tahun ini, kata Nita, masih akan terus menyalurkan bantuan untuk warga di masa pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
"Jadi kita bagiin. Pas bagiin orang tanya, ini nasi anjing? [Kami jelaskan] ini ada nasi kucing, ada nasi anjing, porsinya lebih besar. mereka enggak marah," ungkap dia.
"Kita sudah bagikan hari keenam kemarin. Kemarin itu udah beli bahan, cumi gitu. Kita masak," tambah dia.
Sebelumnya, pembagian bantuan nasi bungkus bertuliskan 'Nasi Anjing' menuai polemik. Sebagian warga merasa dilecehkan dengan tulisan 'Nasi Anjing' pada bantuan itu.
Untuk menghindari konflik yang lebih luas, polisi langsung memediasi warga Warakas, Tanjung Priok, dengan pemilik 'Nasi Anjing'. Dalam mediasi itu, pemilik bernama Biantoro Setijo akhirnya meminta maaf atas kesalahpahaman ini.
"Pemilik mengakui kesalahannya dan meminta maaf secara pribadi dan atas nama Yayasan Qahal kepada seluruh warga," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus dalam keterangannya, Senin (27/4).
ADVERTISEMENT
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
*****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.
https://kitabisa.com/campaign/lawanwabahcorona