Penulis Buku 'Sejarah Poligami' Kritik Wagub Jabar: Kurang Sensitif ke Perempuan

31 Agustus 2022 13:50 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum soal ACT. Foto: Ulfah Salsabila/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum soal ACT. Foto: Ulfah Salsabila/kumparan
ADVERTISEMENT
Pernyataan Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum soal poligami dapat dijadikan solusi untuk menanggulangi HIV/AIDS menuai kritik, salah satunya dari dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad sekaligus penulis buku 'Sejarah Poligami', Justito Adiprasetio.
ADVERTISEMENT
Justito atau yang dikenal Tito mempersoalkan komunikasi politik Uu. Sebagai seorang politikus, Uu dinilai seakan tak memiliki kepekaan pada kaum perempuan. Dampaknya, sepak terjang Uu sebagai seorang politikus ke depannya kemungkinan bakal bermasalah.
"Beliau sebagai politikus ini kurang sensitif pada kaum perempuan, kenapa? Jelas, misalnya ada laki-laki main serong terus kemudian ibu rumah tangga itu kena dampak (HIV), nah ibu rumah tangganya, kan, sudah jadi korban, terus kemudian solusinya suaminya poligami, itu kan double jadi korban, gitu," jelas dia melalui sambungan telepon pada Rabu (31/8).
"Hal ini bisa menjadi semacam yellow flag atau bahkan red flag bahwa ya peringatan untuk masyarakat Jabar dan beliau juga bahwa komunikasi publik itu penting banget karena nasional juga, kan, beliau sebagai wakil gubernur," jelas dia.
Dosen dari Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad, Justito Adiprasetio. Foto: Dok. Istimewa
Kemudian, Tito menyinggung pernyataan Uu dengan masalah gender. Dia menilai pernyataan Uu jadi masalah karena seakan memberi kesan poligami menjadi solusi untuk dapat mengontrol nafsu seksual suami agar tak main serong.
ADVERTISEMENT
Lalu, selanjutnya adalah aspek kesehatan. Menurut Tito, dalam upaya menanggulangi HIV/AIDS, seharusnya dunia medis dikedepankan sebagai solusi dibanding memberi anjuran untuk poligami.
"Kalau kita kesampingkan aspek gender, religi dan agama, kan, sebenarnya salah satu solusinya, kan, sederhana, ya, yaitu menggunakan kontrasepsi. Problemnya, kemudian adalah ketika penggunaaan kontrasepsi ini dianggap lebih atau sekunder dibandingkan dengan poligami, gitu," ungkap Tito.

Poligami Juga Jadi Pemantik Korupsi

Ilustrasi poligami. Foto: Meiliani/kumparan
Poligami juga dapat jadi pemantik terjadinya praktik korupsi. Hal tersebut, kata Tito, termuat dalam buku 'History of Java' yang ditulis Thomas Stamford Raffles.
Sebab, pria yang melakukan poligami nantinya membutuhkan dana lebih besar untuk dapat membiayai lebih dari satu keluarganya.
ADVERTISEMENT
"Ada satu hal menarik sebenarnya yang diomelin oleh Raffles yang ditulis di buku 'History of Java', dia menjelaskan kalau salah satu yang memantik praktik korupsi adalah poligami," kata Tito.
Tito memastikan poligami tak ada kaitannya dengan penanggulangan penyakit seperti HIV/AIDS. Hal ini bisa ditilik pada kondisi sosial masyarakat di masa lampau.
Di masa lampau, poligami dilakukan orang yang mempunyai kedudukan seperti tuan tanah dan pemuka agama untuk mengakumulasi atau menampilkan kekuasaannya di hadapan orang lain.
Ilustrasi HIV/AIDS. Foto: 4 PM production/Shutterstock
Fenomena poligami tersebut, lanjut Tito, masih tampak di masa kekinian. Dia mencontohkan pemuka agama yang kerap dikaitkan melakukan poligami.
Selain untuk dapat menyalurkan hasrat seksual, poligami yang dilakukan pemuka agama juga acap kali dijadikan sebagai sarana menampilkan kekuasaan.
ADVERTISEMENT
"Enggak ada (hubungannya dengan penanggulangan penyakit) sama sekali. Jadi, poligami pada akhirnya sama dengan perkawinanlah, kalau di masa lalu perkawinan itu, kan, soal strategi untuk mengakumulasi kekuasaan, ya," papar dia.

Pernyataan Uu Ditentang Ridwan Kamil

Ridwan Kamil-Uu saat mendaftar ke KPU sebagai gubernur dan wagub Jabar Foto: Iqbal Lazuardi/kumparan
Dalam pernyataan pada Selasa (30/8) kemarin, Uu merasa poligami bisa menjadi solusi bagi mereka yang sudah menikah untuk mencegah penularan HIV/AIDS yang kini sedang menjadi perbincangan hangat. Ia juga merasa pernikahan dini bisa dijadikan solusi.
"Ya, daripada terkena penyakit itu, menurut saya solusi menekan angka penyebaran HIV/AIDS adalah menikah bagi anak-anak muda dan berpoligami bagi yang sudah nikah," kata Uu.
Uu mengakui pendapatnya mengenai poligami bakal menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Namun demikian, menurut dia, hal itu memang sudah menjadi panduan dalam beragama.
ADVERTISEMENT
Pendapat Uu ditentang oleh pasangannya sendiri, Gubernur Jabar Ridwan Kamil. "Dan pendapat pribadi Pak Wagub Uu Ruzhanul Ulum terkait poligami sebagai solusi, saya pribadi tidak sependapat," kata Ridwan Kamil di akun medsosnya.
Ridwan Kamil kemudian menegaskan, pihaknya sudah berupaya untuk menanggulangi HIV AIDS. Dia membeberkan 8 langkah upaya penanggulangan.