Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Penulis Naskah ‘Dzolim’: Adegan Azab itu Kombinasi Imajinasi Saya
24 Oktober 2018 20:25 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Azab yang menimpa tokoh ‘Dzolim’ dinilai berlebihan. Bahkan netizen menyebut adegannya tidak masuk akal. Bagaimana ceritanya ‘jenazah mandor bangunan tertimbun cor-coran’? Atau ‘penjual tahu bulat yang terkubur hangat-hangat?
ADVERTISEMENT
Tahan emosi terlebih dahulu ketika melihat judul yang viral tersebut. Salah satu penulis naskah ‘Dzolim’ mengakui azab-azab itu adalah rekaaan dari imajinasinya. Ya, imajinasi penulis memainkan peranan penting dalam FTV religi yang satu ini. Seperti pengakuan Henny Puspita saat menulis cerita tentang 'penjual ikan yang meninggal karena tersedak duri ikan'.
“Ide itu muncul, terus dijadiin (cerita) lalu dikombinasikan dengan imajinasi,” ungkap Henny Puspita kepada kumparan, Rabu (24/10).
Kala itu, ia menulis tentang sosok penjual ikan yang direkayasa meninggal karena tersedak duri ikan. Cerita itu terinspirasi ketika ada penjual ikan laut lewat di depan rumah.
“Ya namanya imajinasi itu tidak bisa direncanakan, kalau tersedak duri itu jalan matinya penjual ikan, ya tidak bisa ditolak takdirnya,” tambah Henny.
ADVERTISEMENT
Penulis skrip ‘jenazah mandor terkubur cor-coran’ dan ‘penjual tahu bulat yang terkubur anget-anget', Ruslan Ghufor mengungkapkan, ada permintaan azab yang heboh dari pihak saluran televisi. Hal ini untuk menarik pemirsa.
Sisi heboh inilah yang kemudian berusaha ditonjolkan dari Ruslan. Meskipun begitu, pihak tim produksi juga ikut menentukan liarnya azab yang diterima si tokoh.
“Ide adegan meninggal serta kuburan yang terkena meteor itu masukan dari script editor pihak MNC Pictures,” tulis Ruslan saat dihubungi kumparan melalui WhatsApp, Rabu (24/10).
Meski dikritisi idenya karena tidak masuk akal oleh netizen, Rulsan tetap memikirkan korelasi antara azab dengan profesi dari tokoh utama saat menulis naskah.
"Untuk yang tahu bulat, matinya pas di kuali panas. Jadi linier antara pekerjaan dengan cara meninggal, ini semata-mata untuk kebutuhan cerita dan tayangan saja sih," pungkas Ruslan.
ADVERTISEMENT