Penulisan Insyaallah Dalam Pandangan Ulama

23 Februari 2017 14:48 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) memberi penjelasan mengenai penulisan insyaallah yang benar. Penulisannya menurut Kemdikbud disambung.
ADVERTISEMENT
Apa kata ulama dari Majelis Ulama Indonesia soal penulisan ini?
"Insyaallah dari bahasa Arab diterjemahkan ke bahasa-bahasa yang lain termasuk bahasa Indonesia, itu kembali kepada kaidahnya. Yang saya tahu, untuk bahasa Indonesia translate dari bahasa Arab itu dipersilakan kepada penulisnya asalkan dia konsisten. Insyaallah tidak diartikan bahasa Indonesa, tetap bahasa Arab, artinya 'jika Allah berkehendak'," jelas Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat KH Cholil Nafis dalam keterangannya, Kamis (23/2).
Jadi menurut Cholil, apabila di Indonesiakan kembali ke tata bahasa Indonesia yang baik dan benar.
"Tak harus pisah, kembali pada bahasa Indonesia yang benar. Yang bisa ditulis itu "Insya Allah". Tapi sebenarnya kembali pada tata bahasa dalam translator," tegasnya.
Ketua Komisi Dakwah MUI, Cholil Nafis (Foto: Twitter @cholilnafis)
ADVERTISEMENT