Penumpang di Muara Angke Enggan Pakai Pelampung karena Kotor dan Panas

3 Januari 2017 16:53 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Penumpang di bagian depan kapan (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penumpang di bagian depan kapan (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
Rukmini, saksi mata peristiwa terbakarnya KM Zahro Express mengatakan, para penumpang berebut pelampung ketika melihat bagian kapal terbakar. Sebelum kejadian, para penumpang memilih untuk tak memakainya.
ADVERTISEMENT
Saat kejadian, Minggu (1/1), Rukmini hendak ke Pulau Tidung bersama tiga anak dan dua keponakan. Warga Pangandaran, Jawa Barat, itu menyaksikan bagaimana kepanikan para penumpang saat tahu ada yang tak beres dengan kapal. Awalnya, Rukmini mendengar teriakan 'ada orang jatuh!'. Setelah itu, dia langsung memegang pelampung.
"Pelampung pada rebutan, ada yang terjun tanpa pelampung. Saya juga melihat enam orang berpegangan pada pelampung," katanya.
Penumpang di KMP Zahro (Foto: Ainum Qalbi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penumpang di KMP Zahro (Foto: Ainum Qalbi/kumparan)
Pelampung memang jadi barang penting saat kejadian tersebut. Namun kesadaran untuk memakainya setiap saat belum terlihat. Dalam kondisi aman dan baik-baik saja, pelampung kadang terlupakan.
Pelampung untuk alas bantal (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pelampung untuk alas bantal (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
kumparan menemui beberapa penumpang yang setiap hari menggunakan kapal dari Muara Angke ke sejumlah pulau di Kepulauan Seribu. Sebagian ada yang rajin memakai pelampung, sebagian lagi tidak mau.
ADVERTISEMENT
"Yang pertama saya dan orang orang yang nggak mau memakai pelampung karena pertama pelampungnya kotor, kedua kondisi dalam kapal yang panas," kata Adam, salah seorang warga Pulau Kelapa.
Adam selalu menggunakan kapal untuk ke Jakarta. Sebelumnya, tak pernah ada kewajiban memakai pelampung. Namun mulai hari ini, dia diminta untuk selalu memakai pelampung oleh petugas.
"Kalau berdasarkan yang lalu saya juga termasuk orang yang nggak sering pakai pelampung . Paling kita taruh di tempat yang terdekat saja untuk jaga jaga. Cuman sekarang udah diwajibkan untuk pakai pelampung," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Joto, warga pulau Tidung menegaskan, selalu memakai pelampung saat di kapal. Saat ombak besar maupun kecil, dia selalu menjaga diri dengan pelampung. Seluruh penumpang mendapat pelampung. "Satu orang satu pelampung," kata Joto.
Muhammad Gofar dari pulau Pramuka juga setuju untuk selalu memakai pelampung. Menurutnya, pelampung sangat penting dalam menjaga keselamatan. Mereka yang enggan memakai pelampung seharusnya sadar. "Padahal nggak aman," tambahnya.