Penumpang KRL Diminta Tak Pakai Masker Scuba atau Buff

14 September 2020 16:55 WIB
comment
12
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah calon penumpang KRL Commuter Line mengantre menuju pintu masuk Stasiun Bogor di Jawa Barat, Senin (8/6). Foto: Arif Firmansyah/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah calon penumpang KRL Commuter Line mengantre menuju pintu masuk Stasiun Bogor di Jawa Barat, Senin (8/6). Foto: Arif Firmansyah/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
KRL tetap beroperasi di masa PSBB ketat Jakarta. PT KCI tetap menerapkan protokol kesehatan ketat bagi penumpang KRL.
ADVERTISEMENT
Salah satu yang menjadi fokus saat ini, yakni penggunaan masker. Setiap penumpang diminta memakai masker dengan bahan paling sedikit 2 lapis.
Petugas keamanan menegur calon penumpang Kereta Rel Listrik Commuter Line yang menggunakan masker jenis scuba di Stasiun Bekasi, Jawa Barat, Senin (14/9). Foto: Fakhri Hermansyah/ANTARA FOTO
Petugas keamanan menegur calon penumpang Kereta Rel Listrik Commuter Line yang menggunakan masker jenis buff di Stasiun Bekasi, Jawa Barat, Senin (14/9). Foto: Fakhri Hermansyah/ANTARA FOTO
Setiap penumpang bertanggung jawab untuk menjaga diri dan orang lain agar terhindar dari penularan virus corona. Salah satunya dengan memakai masker yang tepat saat berada di KRL.
"Untuk kesehatan bersama, sangat dianjurkan menggunakan masker yang efektivitasnya mencukupi dalam mengurangi droplet atau cairan. Gunakan setidaknya masker kain yang terdiri dari minimal dua lapisan," jelas dia.
Seperti diketahui, banyak jenis masker yang saat ini beredar di pasar. Setiap masker punya tingkat risiko penularan berbeda.
Misalnya, masker N95 tingkat efektivitasnya mencapai 95-100%. Lalu, masker bedah 80-95% mencegah penularan corona.
Sejumlah penumpang KRL pada Senin (31/8). Foto: PT KCI
Kemudian ada masker jenis FFP1 yang punya tingkat pencegahan sampai 80-95%. Masker bahan 3 lapis juga kini sering dipakai dan punya efektivitas 50-70%.
ADVERTISEMENT
Sedangkan, masker scuba atau buff merupakan jenis masker yang paling rendah efektivitasnya yakni 0-5% mencegah penularan corona melalui droplet.