Penunjukan Perdana Menteri yang Berujung pada Gejolak Politik Malaysia

2 Maret 2020 6:16 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Muhyiddin Yassin mengambil sumpah saat upacara pelantikan sebagai perdana menteri ke-8 Malaysia di Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu  (1/3). Foto: Malaysia Information Department/Maszuandi Adnan via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Muhyiddin Yassin mengambil sumpah saat upacara pelantikan sebagai perdana menteri ke-8 Malaysia di Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (1/3). Foto: Malaysia Information Department/Maszuandi Adnan via REUTERS
ADVERTISEMENT
Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah melantik Perdana Menteri yang baru Muhyiddin Yasin. Penunjukan dan pelantikan pengganti Mahathir ini berujung pada gejolak politik Malaysia yang kian memanas.
ADVERTISEMENT
Berawal dari Raja Malaysia, Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah menolak bertemu Mahathir Mohamad. Menurut Mahathir ia dikhianati oleh Muhyiddin Yassin, pemimpin Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu) yang ditunjuk raja jadi PM baru.
Dalam konferensi pers, Minggu (1/3), Mahathir menyatakan menolak penunjukan Muhyiddin sebagai pengganti dirinya. Alasannya, dia mendapatkan lebih banyak dukungan ketimbang Muhyiddin dari para anggota dewan yang satu per satu menyambangi Raja Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah pekan lalu.
Mahathir mengatakan ada 114 anggota dewan yang mendukungnya kembali jadi PM Malaysia. Mahathir yang dikutip media Malaysia Kini mengatakan, Raja menolak permintaannya bertemu untuk menunjukkan laporan dukungan tersebut. Sebelumnya, Mahathir telah mengunggah daftar dukungan itu di akun Facebooknya.
ADVERTISEMENT
"Yang kalah akan membentuk pemerintahan, sementara yang menang akan jadi oposisi. Ini kondisi yang aneh," kata Mahathir.
Kisruh bermula dari pembentukan koalisi pemerintahan baru yang digalang Muhyiddin dan Azmin Ali, bekas pejabat Partai Keadilan Rakyat (PKR) pimpinan Anwar Ibrahim.
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, (kanan) duduk di sebelah ikon reformasi Malaysia Anwar Ibrahim selama rapat umum di Port Dickson. Foto: AP Photo/Vincent Thian
Langkah Muhyiddin ini kemudian membuat Mahathir mundur dari PM dan dari Partai Bersatu. Mahathir mengaku dikhianati, baik oleh Muhyiddin dan Azmin.
"Saya merasa dikhianati oleh Muhyiddin. Dia telah merencanakan ini sejak lama dan sekarang dia berhasil," kata Mahathir.
Acara pengambilan sumpah Perdana Menteri pun tidak dihadiri oleh Mahathir dan koalisi Pakatan Harapan yang merasa dikhianati.
Seperti diberitakan Reuters, acara pengambilan sumpah dilakukan di Istana Negara, Kuala Lumpur, pada pukul 10.30 waktu setempat. Raja Malaysia Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah memimpin acara tersebut.
ADVERTISEMENT
Muhyiddin, 72, yang memakai baju khas Melayu diambil sumpahnya dan berjanji akan menjalankan tugasnya sebagai perdana menteri.
Muhyiddin Yassin saat upacara pelantikan sebagai perdana menteri ke-8 Malaysia di Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (1/3). Foto: Malaysia Information Department/Maszuandi Adnan via REUTERS
Acara tersebut dihadiri oleh para pemimpin Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu) dan pendukungnya dari Partai Islam se-Malaysia serta UMNO.
Koalisi Pakatan Harapan dengan Anwar Ibrahim dan Mahathir Mohamad sebagai penggawanya tidak terlihat hadir.
Anwar dan politikus Pakatan Harapan berkumpul di kantor Mahathir. Sebelumnya, Mahathir telah mengatakan bahwa Pakatan Harapan tidak akan menghadiri acara pelantikan Muhyiddin. Dia juga menegaskan bahwa Raja tidak akan pernah melihat dia lagi.
Polemik perpolitikan Malaysia semakin bergejolak. Partai Islam se-Malaysia (PAS) menantang koalisi Pakatan Harapan (PH) untuk mengajukan mosi tidak percaya kepada Perdana Menteri baru Muhyiddin Yassin. Sebelumnya, Mahathir Mohamad yang disokong PH mempertanyakan keputusan Raja Malaysia menunjuk Muhyiddin.
ADVERTISEMENT
Juru bicara PAS Kamaruzaman Mohamad seperti dikutip Malaysia Kini, Minggu (1/3), menuding PH telah memicu keributan dan plin-plan dalam sepekan kisruh politik di Malaysia. Selain itu, Kamaruzaman mengatakan PH telah menentang keputusan Raja yang memilih Muhyiddin menggantikan Mahathir.
Mahathir Mohamad saat menggelar konferensi pers. Foto: AFP/MOHD RASFAN
"Jika Harapan menentang keputusan itu, PAS mendesak Harapan untuk menggunakan saluran yang diperbolehkan oleh hukum, seperti mengajukan mosi tidak percaya di Parlemen," kata Kamaruzaman.
Panasnya gejolak politik ini berimbas pada pelemparan botol oleh pendukung Parti Keadilan Rakyat (PKR) kepada salah satu pimpinannya yaitu Wakil Presiden PKR, Tian Chua.
Dikutip dari media Malaysia Astro Awani, peristiwa ini terjadi selang lima jam setelah pelantikan Muhyiddin Yassin sebagai PM Malaysia yang baru. Ketika itu, Tian Chua dan beberapa pejabat PKR tengah melakukan rapat.
ADVERTISEMENT
Usai rapat, Tian diadang oleh para pendukung partai di kantor PKR di Petaling Jaya. Tian Chua diteriaki "pengkhianat" karena berada di sisi Azmin Ali yang telah keluar dari partai.
Azmin keluar dari partai pimpinan Anwar Ibrahim itu dan membentuk koalisi baru dengan Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu) pimpinan Muhyiddin, awal dari kisruh politik yang membuat Mahathir mundur.