Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Penusuk 2 Orang di Eks Kantor Charlie Hebdo, Paris, Dijerat Dakwaan Terorisme
30 September 2020 7:06 WIB

ADVERTISEMENT
Seorang pria asal Pakistan yang ditangkap karena menusuk 2 orang di bekas kantor Charlie Hebdo, Paris, Prancis, pada Jumat (25/9) dijerat dengan dakwaan terorisme.
ADVERTISEMENT
Dilansir AFP pada Selasa (29/9) waktu setempat, pria bernama Zaheer Hassan Mehmood (25) tersebut didakwa dengan "percobaan pembunuhan yang berkaitan dengan kelompok teroris," kata jaksa penuntut umum dari otoritas PNAT (Parquet National Antiterroriste).
Sementara hakim menempatkan Zaheer di bawah penyelidikan yudisial atas dugaan hubungan kriminal dengan teroris.
Sebelumnya, Zaheer mengaku berusia 18 tahun dan telah memasuki negara itu sebagai anak di bawah umur. Zaheer mengidentifikasi dirinya sebagai Hassan A, seorang pemuda berusia 18 tahun yang lahir di kota Mandi Bahauddin, Pakistan.
Dia memasuki Prancis pada 2018 dengan identitas palsu yang memberinya akses ke bantuan jaminan sosial untuk anak-anak.
Namun para penyidik curiga dengan klaim tersebut dan menemukan foto dokumen identitas di teleponnya yang menunjukkan bahwa pelaku sebenarnya bernama Zaheer Hassan Mehmood berusia 25 tahun.
ADVERTISEMENT
"Dia akhirnya mengakui bahwa ini adalah identitas aslinya dan bahwa dia berusia 25 tahun," kata jaksa antiteror PNAT, Jean-Francois Ricard.
Adapun dalam pemeriksaan, Zaheer mengatakan tindakannya dilatarbelakangi langkah tabloid mingguan satir, Charlie Hebdo, yang berencana menerbitkan ulang kartun Nabi Muhammad.
Zaheer pun ingin membalas penerbitan kartun Nabi Muhammad yang dilakukan Charlie Hebdo pada Januari 2015.
Sementara 2 korban penusukan merupakankaryawan sebuah agen produksi TV yang kantornya berada di blok yang sama yang dulu ditempati Charlie Hebdo. Mereka sekarang dalam kondisi stabil.
Zaheer mengira 2 orang tersebut merupakan karyawan Charlie Hebdo. Padahal Charlie Hebdo sudah pindah kantor ke lokasi baru yang masih dirahasiakan karena alasan keamanan.