Penyebab Arab Saudi Belum Umumkan Haji 2021: Mutasi Corona dan Suplai Vaksin

7 Juni 2021 6:33 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Barisan jemaah haji 2020 saat tawaf mengelilingi Ka'bah dengan menerapkan social distancing untuk mencegah penyebaran virus corona. Foto: STR/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Barisan jemaah haji 2020 saat tawaf mengelilingi Ka'bah dengan menerapkan social distancing untuk mencegah penyebaran virus corona. Foto: STR/AFP
ADVERTISEMENT
Haji 2021 tinggal sekitar 41 hari lagi, tapi Arab Saudi tak juga merilis detail teknis pelaksanaan rukun Islam kelima ini. Arab Saudi baru akan mengumumkannya beberapa hari mendatang.
ADVERTISEMENT
Mengapa Arab Saudi relatif lambat memberi pengumuman padahal banyak negara sangat menantikannya, mengingat haji membutuhkan perencanaan yang kompleks?
Menteri Perdagangan Arab Saudi yang juga bertindak sebagai Menteri Penerangan, Majid Al-Qasabi, menjelaskan alasannya. Dia mengatakan, mutasi virus yang terus menerus dan keterlambatan pasokan vaksin di banyak negara menjadi faktor yang menyebabkan penundaan pengumuman musim haji.
Hal ini diungkapkan Al-Qasabi dalam jumpa pers rutin pada Minggu (6/6/2021) seperti dikutip dari Saudi Gazette.
Dia juga mengatakan, Menkes dan Menteri Haji akan menjelaskan detail teknis pelaksanaan haji beberapa hari mendatang.
Jemaah haji menjaga jarak sosial saat melakukan Tawaf terakhir mereka, menandai berakhirnya ibadah haji 2020, di Makkah, Arab Saudi, (2/8). Foto: Sultan Al-Masoudi/Handout via REUTERS
Tahun 2020, Arab Saudi tetap mengadakan haji dengan jemaah seribuan orang saja, semuanya warga lokal dan asing yang menetap di negaranya (mukimin).
ADVERTISEMENT
Sedangkan pada tahun ini, yang merupakan tahun kedua pandemi COVID-19, Arab Saudi ingin agar jemaah dari luar negeri dimungkinkan untuk menunaikan ibadah haji.
Sejauh ini, baru Singapura dan Indonesia yang memutuskan tidak mengirimkan jemaah haji 2021 dengan alasan pandemi corona dan terbatasnya waktu untuk persiapan haji.

Gelombang Baru Virus Corona

Sementara itu, tahun ini banyak negara menghadapi gelombang baru virus corona. Penularan yang lebih cepat diyakini akibat virus telah bermutasi.
Riset University College London (UCL) di Inggris menemukan, ada 6.822 mutasi virus corona jenis baru di seluruh dunia, termasuk 273 mutasi yang telah terjadi berulang kali. Peneliti hanya fokus pada 31 jenis mutasi yang setidaknya pernah terjadi 10 kali selama pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut terungkap setelah para ahli genetika UCL menganalisis genom virus dari 150.000 pasien COVID-19 dari 75 negara. Mereka ingin membuktikan apakah virus yang telah bermutasi lebih mudah menginfeksi seseorang dibandingkan sebelum bermutasi.
Di sisi lain, banyak negara berhadapan dengan pasokan vaksin COVID-19 sehingga angka rata-rata vaksinasi relatif rendah.