Penyebab Banjir Lahar Dingin Bikin Lembah Anai Porak Poranda: Tempat Wisata

16 Mei 2024 19:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapusdatin BNPB, Abdul Muhari, memaparkan dampak banjir lahar dingin Gunung Marapi di Lembah Anai. Foto: Jonathan Devin/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kapusdatin BNPB, Abdul Muhari, memaparkan dampak banjir lahar dingin Gunung Marapi di Lembah Anai. Foto: Jonathan Devin/kumparan
ADVERTISEMENT
Lembah Anai, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, menjadi salah satu wilayah yang terdampak terjangan banjir lahar dingin Gunung Marapi pada Sabtu (11/5) malam lalu.
ADVERTISEMENT
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Abdul Muhari, mengatakan di kawasan Lembah Anai sudah banyak hutan-hutan yang dibuka dan disulap menjadi tempat wisata.
"Kalau kita lihat 2013 ini belum ada pemanfaatan lahan selain dari kawasan lindung. Artinya sungai itu di seluruh sisi kiri dan kanannya itu masih vegetasi. Masih orisinal," kata Abdul di Bukittinggi, Kamis (16/5).
"Tapi kemudian kita lihat, itu 2014 mulai dibangun, 2024 itu full. Semuanya di sisi-sisinya itu yang seharusnya menjadi daerah banjirannya sungai ini, dimanfaatkan menjadi daerah ini (wisata)" lanjutnya.
Padahal, menurut Abdul, aliran sungai membutuhkan daerah luapan yang berada di tepiannya. Namun karena banyaknya bangunan di sana, aliran sungai menjadi semakin sempit.
Sebuah mobil yang terdampak banjir bandang di Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Minggu (12/5/2024). Foto: Iggoy el Fitra/ ANTARA FOTO
Akibatnya, ketika volume air mengalami peningkatan drastis akan terjadi fenomena bottleneck.
ADVERTISEMENT
"Karena begitu si badan air itu dibatasi struktur beton itu kayak misalkan kita punya air di botol, botolnya kita balik, pasti di leher yang sempit ini arusnya sangat kencang kan. Nah itu yang kemudian bisa berfungsi destruktif gitu, karena ruang luberan air itu enggak ada," jelas dia.
Oleh karena itu, pascabencana ini, Abdul bersama instansi terkait lainnya akan membahas pengembalian fungsi lahan di daerah tersebut.
"Jadi kalau bisa sempadan sungainya itu dikembalikan fungsinya sebagai fungsi banjiran pada kondisi debit airnya maksimal sehingga ini nantinya berfungsi untuk melindungi infrastruktur yang ada di aliran air," kata Abdul.
"Kalau kita di BNPB itu (prinsipnya) hak air itu jangan diambil. Jadi kalau hak air itu kita ambil, pasti pada suatu saat yang saya bilang periode ulang 20 tahun, 50 tahun, periode banjir 100 tahun itu akan ngabisin semua infrastrukturnya," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini banjir lahar dingin Marapi sudah mencapai 67 orang. Sementara 20 orang lainnya masih dalam pencarian.