Penyebab Mati Listrik Besar di Spanyol dan Portugal Masih Misterius

29 April 2025 16:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pelancong tidur di lantai stasiun kereta Atocha, menyusul pemadaman listrik besar-besaran di Madrid, Spanyol, Senin (28/4/2025). Foto: Oscar Del Pozo/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Para pelancong tidur di lantai stasiun kereta Atocha, menyusul pemadaman listrik besar-besaran di Madrid, Spanyol, Senin (28/4/2025). Foto: Oscar Del Pozo/AFP
ADVERTISEMENT
Listrik telah menyala kembali di sebagian besar wilayah Spanyol dan Portugal pada Selasa pagi (29/4), usai mati listrik besar-besaran melumpuhkan kedua negara itu sejak Senin siang (28/4).
ADVERTISEMENT
Meski berangsur pulih, hingga kini penyebab pasti gangguan itu masih belum diketahui.
Di Spanyol, aktivitas mulai kembali normal. Sekolah dan kantor kembali buka, metro dan kereta api mulai beroperasi meski masih tertunda.
Rumah sakit yang sebelumnya bergantung pada generator mulai menerima pasokan listrik penuh.
Pemerintah Madrid bahkan mengerahkan bus gratis untuk memudahkan warga kembali ke tempat kerja.
Para pelancong menunggu di luar stasiun kereta Atocha setelah ditutup karena pemadaman listrik di Madrid, Spanyol, Senin (28/4/2025). Foto: Susana Vera/REUTERS
Di balik pemulihan itu, tekanan untuk pemerintah pun meningkat. Banyak yang menuntut jawaban atas salah satu pemadaman listrik terbesar dalam sejarah Semenanjung Iberia.
Operator jaringan listrik Spanyol, Red Electrica, menyebut negara itu kehilangan 15 gigawatt kapasitas listrik hanya dalam lima detik. Jumlah itu setara dengan 60 persen dari permintaan nasional pada saat kejadian.
ADVERTISEMENT
Gangguan tersebut memutus interkoneksi listrik antara Spanyol dan Prancis melalui Pegunungan Pyrenees dan memicu kejatuhan sistem secara menyeluruh.
Di Portugal, operator jaringan REN mengatakan seluruh gardu telah kembali aktif pada Senin malam. Listrik juga dipulihkan di rumah sakit, bandara, dan jalur transportasi lain, meski sempat terjadi kekacauan terutama di Ibu Kota Lisbon.
Meski skalanya besar, para pejabat menyatakan sejauh ini belum menemukan indikasi kejahatan atau serangan siber.
“Tidak ada indikasi serangan siber,” tulis Presiden Dewan Eropa António Costa, di platform X, setelah berbicara dengan para pemimpin Spanyol dan Portugal yang langsung menggelar pertemuan darurat.
Antonio Costa berpidato di depan bangsa di Istana Sao Bento di Lisbon pada 7 November 2023. Foto: Patricia De Melo Moreira/AFP
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengakui sistem kelistrikan negaranya mengalami guncangan besar, tapi belum memberikan penjelasan lebih jauh soal penyebab teknisnya.
ADVERTISEMENT
Beberapa analis mulai mempertanyakan apakah transisi ke energi terbarukan turut berperan dalam insiden ini, karena Spanyol merupakan salah satu produsen energi angin dan matahari terbesar di Eropa.
Tapi sistem berbasis energi bersih ini juga memiliki tantangan baru soal stabilitas pasokan.
“Wilayah ini punya tingkat penetrasi energi terbarukan yang sangat tinggi. Pemadaman ini akan menjadi studi kasus penting tentang keandalan dan pemulihan sistem setelah kegagalan besar,” ujar analis energi sekaligus pakar kebijakan publik, John Kemp, mengutip Reuters.
Dampak dari gangguan ini tak hanya terasa di pusat-pusat layanan. Di Barcelona, pemilik usaha kecil sedang menghitung kerugian.
Salah satunya Maria Luisa Pinol (63), pemilik Bar Granja Isabel, yang harus menutup tokonya lantaran lemari es dan freezer mati selama setengah hari.
ADVERTISEMENT
“Tidak mungkin menyajikan makanan,” ujarnya kepada Reuters.
“Kami harus membuang semuanya. Tidak tahu apakah asuransi akan menanggung. Yang jelas ini kerugian ekonomi.”
Kepadatan di luar terminal di Bandara Lisbon selama pemadaman listrik yang melanda sebagian besar wilayah Portugal, di Lisbon, Portugal, Senin (28/4/2025). Foto: Pedro Nunes/REUTERS
Di Madrid, ribuan penumpang kereta sempat telantar. Beberapa menghabiskan malam di stasiun Atocha atau tidur di arena konser Movistar Arena yang dibuka sebagai tempat penampungan darurat. Pemerintah mengerahkan 30 ribu polisi untuk menjaga ketertiban.
Sementara itu di Prancis, dampaknya lebih ringan. Menteri Perindustrian Marc Ferracci mengeklaim negaranya lebih siap menghadapi potensi pemadaman seperti yang terjadi di Spanyol dan Portugal.
Hingga kini penyelidikan masih berlangsung. Sejumlah pejabat menyebut proses investigasi akan memakan waktu berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan, untuk menemukan akar masalahnya.