Penyebab Pasien Suspect Corona di Semarang Meninggal: Pneumonia hingga Flu Babi

27 Februari 2020 13:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kementerian Kesehatan RI RSUP dr. kariadi Semarang. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kementerian Kesehatan RI RSUP dr. kariadi Semarang. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
ADVERTISEMENT
Seorang pasien laki-laki di Rumah Sakit (RS) dr Kariadi Semarang meninggal pada Minggu (23/2). Ia sempat dirawat di ruang isolasi karena suspect corona.
ADVERTISEMENT
Pasien tersebut dinyatakan suspect karena memenuhi unsur diduga terjangkit virus dengan nama COVID-19 itu. Di antaranya memiliki gejala seperti batuk, demam, flu, dan sesak napas.
Sebelum meninggal, pasien suspect corona itu sempat melakukan perjalanan ke Madrid, Spanyol. Negara itu terdapat 9 kasus positif corona hingga Kamis (27/2). Dia juga sempat transit di Dubai, Uni Emirat Arab.
Simulasi penanganan Airborne/Global Disease di RSUP dr Kariadi emarang, Kamis (30/1). Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
Karena punya riwayat ke luar negeri dalam 14 hari, pihak RS mengkategorikan pasien berumur 37 tahun itu dalam pengawasan khusus dan harus diisolasi.
“Dia riwayat perjalanan dari Spanyol transit Dubai, masuk Indonesia tanggal 12 Februari, lalu 17 Februari dirawat di rumah sakit daerah kemudian tanggal 19 dirujuk dan masuk ke sini,” kata Direktur Medik dan Keperawatan RSUP dr Kariadi, Agoes Oerip Poerwoko.
ADVERTISEMENT
Penyebab kematian pasien itu disebut bukan karena virus corona. Seiring pergantian hari, penyebabnya disebut pneumonia hingga flu babi. Bagaimana kronologinya?

Pneumonia

Setelah pasien meninggal, dokter belum langsung bisa menyimpulkan penyebab kematian. Sebab, sampel dahak pasien dikirim ke Kementerian Kesehatan. Hasil lab Litbangkes menyatakan pasien itu meninggal karena pneumonia.
"Yang bersangkutan itu meninggal bukan karena coronavirus. Karena berdasarkan hasil pemeriksaan swab (usap tenggorokan) itu negatif. Jadi dia meninggal karena gagal napas yang diakibatkan infeksi di paru-paru atau diagnosanya namanya pneumonia," kata Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Anung Sugihantono, Selasa (25/2).
Anung menyebut pneumonia bisa disebabkan oleh tiga faktor. Bukan hanya karena virus, tapi juga infeksi kuman atau bakteri.
ADVERTISEMENT

Bronkopneumonia

Berselang sehari setelah keterangan dari Kemenkes, Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) RSUP dr Kariadi, dr Fathur Nur Kholis menyebut meninggalnya pasien karena kerusakan paru-paru akibat infeksi paru dan saluran pernafasan.
Ia menegaskan sebabnya bukan karena virus corona, melainkan bronkopneumonia. Kata Fathur, ini merupakan infeksi yang mengakibatkan terjadinya peradangan pada paru-paru yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur.
"Bapak yang kemarin meninggal tingkat bronkopneumonia itu sangat berat, tingkat kerusakan paru-parunya cukup berat, kemungkinan penyebabnya bakteri," terang Fathur di Semarang, Rabu (26/2).

Flu Babi

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto turut angkat bicara mengenai pasien suspect corona di RS Kariadi ini. Ia senada soal penyebab kematian pasien tersebut bukan karena COVID-19.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, Terawan menyebut keterangan yang berbeda dengan pihak RS dan bawahannya di Kemkes. Ia mengatakan penyebab meninggalnya adalah virus H1N1 atau flu babi (swine flu) dan bukan bakteri seperti informasi sebelumnya.
"Jadi ini bukan COVID-19, tapi ketemunya H1N1, hasilnya di polymerase chain reaction (PCR) dua kali. Kalau H1N1 ada obatnya dan persediaannya ada," kata Terawan di Gedung Menko PMK, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (27/2).