Penyebab Tanggul Sungai Citepus Bandung Ambruk: Fondasi Rapuh Tergerus Arus Air

18 November 2024 13:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kirmir sungai Citepus di Kirmir sungai Citepus di Jalan Industri Dalam, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, ambruk pada Minggu (17/11/2024). Foto: Dok. Diskar PB Kota Bandung
zoom-in-whitePerbesar
Kirmir sungai Citepus di Kirmir sungai Citepus di Jalan Industri Dalam, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, ambruk pada Minggu (17/11/2024). Foto: Dok. Diskar PB Kota Bandung
ADVERTISEMENT
Dinding penahan bibir sungai Citepus di Jalan Industri Dalam, Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, ambruk pada Minggu (17/11).
ADVERTISEMENT
Salah satu penduduk yang rumahnya terdampak parah, Dede Sumpena (60 tahun), menduga penyebabnya karena fondasi tanggul rapuh sebab terus-menerus tergerus arus air.
“Bawahnya itu keropos. Jadi terus saja tergerus sama air,” katanya saat ditemui kumparan di lokasi pada Senin (18/11).
Dede menjelaskan air di sungai Citepus dekat rumahnya cenderung lebih condong mengalir ke sebelah kanan alias ke tempat dinding yang ambruk itu. Menurut dia, kondisi tersebut terjadi karena adanya sisa batu fondasi rumah yang pernah roboh tahun 2000 lalu.
Batu itu tidak dihancurkan secara utuh, sehingga membentuk rute aliran air yang condong ke satu sisi saja.
“Itu kan ada batu bekas roboh. Itu pernah roboh kurang lebih tahun 2000-an. Jadi airnya membelah. Terus menggerus,” katanya.
Warga terdampak ambruknya tembok pembatas Sungai Citepus mengungsi ke SD Industri di Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Bandung, Senin (18/11/2024). Foto: Robby Bouceu/kumparan
Soal dinding tanggul yang ambruk kemarin, Dede mengatakan itu terjadi sekitar pukul 10.00 WIB. Saat itu tidak hujan. Dede bilang sebelum ambruk terdapat sejumlah retakan di rumahnya. Namun, ambruknya dinding sendiri terjadi secara cepat.
ADVERTISEMENT
“Jadi kejadiannya enggak ada hujan deras, biasa saja gini,” ucapnya.
“Pas sudah kejadian itu baru hujan deras, air besar, jadi yang ambruk ini langsung terkikis terus-terusan juga sama air,” tutur dia.
Dede sendiri mengatakan ada 3 ruangan yang kini raib dari rumah yang ia huni sejak tahun 1986 itu. Yakni 2 kamar tidur, dan 1 dapur.
Untuk saat ini, Dede dan keluarganya mengungsi ke SD Industri. Ada lebih dari 30 warga terdampak lainnya, yang diketahui mengevakuasi diri di bangunan sekolah itu.