Penyu di Bali Mati karena Makan Gulungan Tali Plastik dan Senar Pancing

5 Mei 2020 18:14 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penyu mati di Bali karena makan gulungan tali plastik dan benang pancing. Foto: Dok. BPSPL Denpasar
zoom-in-whitePerbesar
Penyu mati di Bali karena makan gulungan tali plastik dan benang pancing. Foto: Dok. BPSPL Denpasar
ADVERTISEMENT
Seekor penyu hijau (Chelonia Mydas) di Bali mati. Penyu dengan panjang 40 cm, lebar 38 cm dan berat 6,5 kg itu diduga mati karena memakan gulungan tali plastik dan senar pancing.
ADVERTISEMENT
"Dugaan kematian penyu disebabkan oleh benda asing berupa gulungan tali plastik dan benang pancing, sehingga pada saluran pencernaan terjadi obtruksi, puntiran, dan trauma pada usus halus," kata Kepala BPSPL Denpasar Permana Yudiarso saat dihubungi, Selasa (5/5).
Yudi mengatakan penyu tersebut ditemukan mengapung dan lemas oleh Tim Patroli TNI AL di Pantai Kelang, Kabupaten Badung, pada Jumat (1/5).
"Ketika dilepasliarkan kembali, penyu hijau tersebut tidak berenang menjauh, namun penyu tersebut diam dalam keadaan terapung dan tidak bergerak," kata Yudi.
Penyu mati di Bali karena makan gulungan tali plastik dan benang pancing. Foto: Dok. BPSPL Denpasar
Tim patroli kemudian berkoordinasi dengan Turtle Conservation And Education (TCEC). Penyu itu selanjutnya dievakuasi dan dicek kondisinya di TCEC, Serangan, Denpasar.
Dari hasil pemeriksaan tim dokter hewan, ada sejumlah parasit yang menempel pada tubuh penyu hijau. Rontgen dan cek darah pun dilakukan.
ADVERTISEMENT
"Dari hasil rontgen pada usus penyu tersebut terdapat benda asing seperti logam yang berbentuk melingkar, dari hasil analisis tersebut dimungkinkan penyebab penyu lemas," imbuh Yudi.
Penyu mati di Bali karena makan gulungan tali plastik dan benang pancing. Foto: Dok. BPSPL Denpasar
Tim dokter melakukan perawatan dan berencana melakukan operasi bedah saat kondisi penyu semakin membaik. Nahas, penyu tersebut mati pada Selasa (5/5).
Dokter pun melakukan bedah dan ditemukan gulungan tali plastik dan senar pancing pada ususnya.
"Dari hasil nekropsi (bedah) yang telah dilakukan terlihat semua organ normal namun pada usus ditemukan benang pancing, plastik, dan keong kecil yang disertai sisa makanan," imbuh Yudi.
Tim dokter juga mengambil sampel organ penyu hijau untuk mengetahui penyebab kematian. Penyu kemudian dikuburkan di TCEC Denpasar.
"Namun, untuk tindak lanjut diambil sampel organ penyu untuk diobservasi secara mikroskopis untuk mengetahui sebab kematian lainnya yang hasilnya akan diberitahukan selanjutnya," kata Yudi.
ADVERTISEMENT
Atas kejadian tersebut, Yudi berharap masyarakat semakin sadar dan tidak membuang sampah ke laut. Sebab sampah menjadi momok dan bisa menyebabkan kematian pada satwa di laut.
"Kalau masih ada sampah yang di buang ke laut. Ini menandakan kita, Indonesia, belum bisa menjaga ekosistem laut. Saya berharap agar warga tidak membuang sampah ke laut," kata dia.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
*****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.