Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Pepabri: Tak Ada Presiden Ingin Rakyatnya Sengsara, Bung Karno hingga Pak Jokowi
12 September 2023 12:00 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI dan Polri (Pepabri) merayakan HUT Ke-63 pada 2023. Puncak perayaan digelar di Wisma Elang Laut, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Selasa (12/9).
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Pepabri Jenderal (Purn) Agum Gumelar memberikan sambutannya. Ia menegaskan, tidak ada presiden yang ingin rakyatnya sengsara. Mulai dari Sukarno, Soeharto, BJ Habibie, Gus Dur, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono hingga Jokowi.
"Tidak akan pernah ada seorang presiden, siapa pun namanya dia, yang menginginkan rakyatnya sengsara," kata Agum.
"Katakan Bung Karno, Pak Harto, Pak Habibie, Gus Dur, Bu Mega, Bapak SBY dan sekarang Pak Jokowi. Tidak ada seorang presiden yang menginginkan rakyatnya sengsara," tambah Agum — yang pernah menjabat Menhan dan Menko Polsoskam era Presiden Gus Dur ini.
Acara ini turut hadir Menhan Jenderal (Purn) Prabowo Subianto, Presiden ke-6 RI Jenderal (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono, Marsekal (Purn) Djoko Suyanto, Jenderal (Purn) AM Hendropriyono, dan Jenderal (Purn) Wiranto.
ADVERTISEMENT
Agum menjelaskan, selama ini Pepabri selalu berusaha memberikan masukan kepada pemerintah maupun presiden. Masukan itu diharapkan bisa menjadi catatan bagaimana mengatasi berbagai masalah.
"Kami selalu berusaha memberikan masukan, menganalisa dan hasilnya disumbangkan kepada pemerintah, kepada presiden supaya presiden mengenal permasalahan yang dihadapi masalah ini sekaligus kita berikan solusinya apa," jelas Agum.
Agum menyebut, pada dasarnya tugas Pepabri seperti seorang staf. Ia juga tidak mempermasalahkan jika masukan mereka tidak diterima oleh negara. Namun, pada prinsipnya Pepabri ingin kondisi negara lebih baik.
"Kita memberi masukan saran tapi bisa diterima atau tidak. Diterima syukur, tidak diterima kita tidak boleh marah. Segala sesuatu yang jadi masukan ke negara ini dilakukan dengan etika," kata Agum.
ADVERTISEMENT
Live Update