Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Peran Duterte Dalam Pembebasan 3 WNI dari Tangan Abu Sayyaf
19 September 2018 13:30 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Duta Besar RI untuk Filipina Sinyo Harry Sarundajang menyebut, Presiden Filipina Rodrigo Duterte berpengaruh besar terhadap pembebasan tiga orang WNI asal Sulbar yang diculik Abu Sayyaf.
ADVERTISEMENT
"Karena begitulah kerja sama dua negara Indonesia dan Filipina sangat kental sekali, Kita harus berterima kasih kepada Duterte yang memberi perhatian kepada para tahanan kita," sebut Sarundajang di kantor Kemlu, Rabu (19/9).
"Ini instruksi Presiden Filipina, (penyanderaan) ini harus diselesaikan tuntas," kata dia.
Mantan Gubernur Sulawesi Utara itu menceritakan, beberapa hari sebelum tiga WNI yang teridentifikasi sebagai Hamdan bin Saleng dan Sudarling bin Samansunga asal Selayar serta Subandi bin Sattu dibebaskan, ia sempat menemui Duterte di Manila.
Pertemuan itu secara khusus membahas upaya pembebasan ketiga WNI. Duterte berjanji akan mengintensifkan pelepasan sandera lewat operasi militer.
"Beliau (Duterte, red) pada terakhir ini memang memberikan tekanan (kepada kelompok penyandera)," sambung dia.
Di samping operasi militer, salah satu faktor utama keberhasilan pembebasan sandera adalah negosiasi yang dilakukan aparat berwenang di Filipina.
ADVERTISEMENT
"Lebih jauh lagi mereka takut dengan operasi militer yang ada. Ini juga yang membikin lama, mencari ruang negosiasi untuk melepaskan mereka," papar dia.
Para WNI dibebaskan dari penyanderaan di Pulau Sulu, Filipina Selatan, pada tanggal 15 September 2018 pukul 14.00 waktu setempat. Sebelum dipulangkan ke tanah air, ketiga WNI menjalani pemeriksaan kesehatan di pangkalan militer Filipina di Zamboanga serta pemulihan psikologis.
Sejak tahun 2016, sebanyak 34 WNI diculik oleh kelompok bersenjata di Filipina Selatan, 13 WNI di antaranya adalah nelayan yang diculik dari perairan Sabah, Malaysia.
Dengan dibebaskannya 3 WNI tersebut, seluruh WNI yang diculik oleh kelompok bersenjata di Filipina Selatan sebelum 2018 sudah berhasil dibebaskan. Saat ini masih ada dua WNI yang belum dibebaskan.
ADVERTISEMENT