Perang Israel di Gaza Jadi Konflik Paling Mematikan bagi Anak-anak di Era Modern

8 November 2023 11:48 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak-anak Palestina menonton pertunjukan badut, di Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah, 15 Mei 2023. Foto: Ibraheem Abu Mustafa/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Anak-anak Palestina menonton pertunjukan badut, di Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah, 15 Mei 2023. Foto: Ibraheem Abu Mustafa/REUTERS
ADVERTISEMENT
Serangan Israel di Jalur Gaza yang bertujuan menghancurkan Hamas menjadi konflik paling mematikan bagi anak-anak di era modern. Hal itu disampaikan lembaga non-profit internasional, Save the Children, dalam laporannya yang dirilis pada akhir Oktober lalu.
ADVERTISEMENT
Dikatakan bahwa jumlah anak yang terbunuh di Jalur Gaza selama 3 pekan di bawah bombardir Israel telah melampaui korban tewas anak-anak di zona konflik global setiap tahunnya sejak 2019.
Perang selalu membawa kehancuran dan mimpi buruk, terutama bagi anak-anak sebagai kaum paling rentan. Di berbagai negara berkonflik, mereka menjadi korban keegoisan penguasa dan kepentingan politik.
Bila dibandingkan, anak-anak memang menjadi korban dalam konflik di Ukraina, Irak, Suriah, Yaman, dan Afghanistan — tetapi tidak ada di dalam konflik era modern yang menelan korban jiwa anak-anak sebanyak di Gaza.
Menurut laporan PBB, rata-rata ada satu anak Palestina terbunuh dan dua anak terluka setiap 10 menit sejak perang pecah 7 Oktober lalu di Jalur Gaza.
ADVERTISEMENT
Tragedi itu membuat Sekjen PBB Antonio Guterres menggambarkan Jalur Gaza sebagai 'kuburan anak-anak'. Dikutip dari Al Jazeera, ini adalah perbandingan jumlah korban anak yang tewas dalam konflik besar beberapa tahun terakhir.

Jalur Gaza

Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) melaporkan Israel telah menewaskan lebih dari 4.104 anak-anak di Jalur Gaza sejak perang pecah sebulan lalu, pada 7 Oktober 2023.
Menurut laporan terbaru yang dirilis Kementerian Kesehatan di Gaza, per Selasa (7/11) gempuran Israel telah membunuh sedikitnya 10.328 orang termasuk 4.237 di antaranya adalah anak-anak.
Dengan kata lain, rata-rata lebih dari 100 anak di Jalur Gaza terbunuh setiap harinya.
Angka itu dilaporkan hanya dalam kurun waktu 30 hari sejak perang pecah. Namun, tragisnya, telah melampaui konflik yang berlangsung bertahun-tahun.
ADVERTISEMENT
Menurut UNICEF, dari total 2,3 juta warga Palestina yang tinggal di area padat penduduk tersebut anak-anak mewakili 47 persen.

Ukraina

Sejak Rusia meluncurkan operasi militer khususnya ke Ukraina 24 Februari 2022, kedua negara tetangga ini terlibat dalam aksi saling serang setiap harinya — bahkan sampai saat ini.
Menurut situs web yang dibuat pemerintah Ukraina, Children of War, di antara korban sipil terdapat 510 anak-anak tewas. Kematian itu mewakili rata-rata kurang dari satu anak per hari.
UNICEF menyebut, anak-anak mewakili sekitar 18,5 persen dari total keseluruhan populasi Ukraina yang tercatat hampir 44 juta orang di tahun 2021.
Namun, angka sesungguhnya dari anak yang terbunuh kemungkinan jauh lebih besar, sebab jumlah korban tewas di wilayah Ukraina yang diduduki Rusia sangat jarang dipublikasikan.
ADVERTISEMENT

Irak

Negara kaya minyak di Timur Tengah ini bergejolak, ketika Amerika Serikat di bawah pemerintahan George W. Bush menginvasi Irak pada 2003.
Sejak 2008, UNICEF mulai memantau pelanggaran yang dilakukan terhadap anak-anak di Irak selama perang berlangsung. Dalam kurun waktu 14 tahun — dari 2008 hingga akhir 2022, terdapat sekitar 3.119 anak tewas. Dengan kata lain, lebih dari satu anak terbunuh setiap dua hari.
Menurut UNICEF, anak-anak mewakili sekitar 43,6 persen dari total populasi Irak yang berjumlah 43 juta orang pada 2021.

Suriah

Pada 2011, Timur Tengah kembali bergejolak, ketika terjadi protes di Suriah yang menuntut pengunduran diri Presiden Bashar al-Assad yang pro-Rusia.
Namun, percobaan kudeta tersebut berubah menjadi perang antara pemberontak dan pasukan keamanan. Laporan PBB yang dihimpun sejak awal perang sampai Maret 2023 mengatakan, 12 ribu anak telah terbunuh dalam konflik itu. Dengan kata lain, setiap harinya hampir 3 anak tewas.
ADVERTISEMENT
Menurut UNICEF, anak-anak mewakili 37,3 persen dari total populasi Suriah yang berjumlah 21,3 juta pada 2021.

Yaman

Masih di Timur Tengah — Yaman telah diterpa konflik berdarah sejak 2015, ketika kelompok pemberontak Houthi yang didukung Iran dan koalisi yang dipimpin Arab Saudi terlibat dalam perang.
UNICEF melaporkan, dalam kurun waktu 7 tahun 6 bulan, sejumlah 3.774 anak telah terbunuh, atau bisa dikatakan 4 anak tewas setiap tiga hari. Angka korban tewas sesungguhnya berpotensi lebih besar dibandingkan yang diperoleh PBB.
Adapun anak-anak mewakili 47 persen dari populasi di Yaman yang berjumlah sekitar 33 juta orang pada 2021.

Afghanistan

Sejak pasukan AS menginvasi Afghanistan pada 2001 dan menarik mundur pasukannya 20 tahun kemudian, negara yang kini diperintah oleh Taliban juga menewaskan korban anak-anak.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan Misi Bantuan PBB di Afghanistan, dari rentang 2009 hingga 2020, sebanyak 8.099 anak telah terbunuh — dengan kata lain, dua anak tewas setiap harinya.
UNICEF melaporkan, anak-anak mewakili sekitar 50 persen dari total populasi Afghanistan yang berjumlah 40 juta orang pada 2021.