Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
ADVERTISEMENT
Pertempuran antar suku di Provinsi Hela, Papua Nugini menewaskan sedikitnya 24 orang. Di antara mereka yang tewas, 6 wanita, 2 wanita hamil dan 8 anak-anak turut menjadi korban jiwa.
ADVERTISEMENT
Penyebab pertempuran masih belum jelas, namun otoritas setempat menduga perselisihan dipicu oleh aksi pemerkosaan dan pencurian antar suku serta perselisihan batas wilayah.
“Dua puluh empat orang dipastikan tewas, terbunuh dalam tiga hari, jumlahnya bisa bertambah hari ini,” kata administrator provinsi Hela, William Bando, dikutip dari AFP, Rabu (10/7).
Petugas kesehatan setempat Pills Kolo mengaku kesulitan untuk mengidentifikasi tubuh korban. Para jenazah ini akhirnya diselimuti kelambu sebagai pengganti kantong mayat sementara.
Kejadian ini membuat Perdana Menteri Papua Nugini James Marape geram. Ia menyatakan insiden ini termasuk salah satu hari menyedihkan dalam hidupnya.
“Hari ini adalah salah satu hari paling menyedihkan dalam hidup saya,” kata Marape.
Ia bersumpah untuk menghukum mereka yang terlibat dalam pertempuran antar suku itu. Pelaku aksi bahkan siap dijatuhi hukuman mati.
ADVERTISEMENT
“Penjahat-penjahat bersenjata, waktu anda sudah habis,” kata Marape.
“Belajarlah dari apa yang akan saya lakukan untuk para penjahat yang membunuh orang yang tidak bersalah, aku tidak takut untuk menggunakan tindakan terkuat dalam hukuman untukmu,” ujarnya lagi.
Pertempuran antar suku di Papua Nugini sejatinya bukan hal yang baru. Perselisihan sudah terjadi selama berabad-abad. Namun, masuknya persenjataan otomatis telah membuat level bahaya bentrokan menjadi meningkat dan lebih mematikan.