Perantau yang Jadi Korban Gempa Mulai Meninggalkan Palu

3 Oktober 2018 4:25 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Posko bantuan gempa Palu di Lanud Sultan Hasanuddin Makassar. (Foto: Moh Fajri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Posko bantuan gempa Palu di Lanud Sultan Hasanuddin Makassar. (Foto: Moh Fajri/kumparan)
ADVERTISEMENT
Setelah bencana gempa dan tsunami yang menimpa Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, masyarakat --terutama pendatang-- berusaha meninggalkan wilayah tersebut. Hal itu mereka lakukan salah satunya untuk mencari tempat aman dari ancaman bencana gempa susulan.
ADVERTISEMENT
“Tadi malam jam 9 WITA baru sampai sini. Katanya besok pagi berangkat (ke Jember),” kata Jayus yang sudah tiba di Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar, Rabu (3/10).
Jayus mengungkapkan, sebelum ia pergi, kondisi di Palu masih belum kondusif. Bahkan, beberapa barang miliknya hilang. “Iya malah barang saya juga hilang,” ujar Jayus.
Ia mengaku sudah hampir 3 tahun menetap di Palu. Namun, sejak gempa terjadi pertama kalinya, Jayus dan keluarga sudah berusaha meninggalkan Palu meski belum terwujud hingga saat ini.
“Keluarga alhamdulillah aman. Usaha sejak awal supaya bisa keluar (dari Palu),” tutur Jayus.
Suasana di posko bantuan gempa Palu di Lanud Sultan Hasanuddin Makassar. (Foto: Moh Fajri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di posko bantuan gempa Palu di Lanud Sultan Hasanuddin Makassar. (Foto: Moh Fajri/kumparan)
Senada dengan Jayus, Zainal yang akan pulang ke Pulau Jawa juga merasa bersyukur bisa beranjak dari Palu yang sudah sekitar satu tahun dia tinggali. Zainal mengatakan, tidak banyak barang yang bisa dibawanya pulang kampung.
ADVERTISEMENT
“Alhamdulillah sudah di sini. Pesawat gratis dari TNI AU. Mau beli tiket tidak ada. Lolos dari sana modal baju yang melekat saja,” terang Zainal.
Lebih lanjut, Zainal mengaku tidak berencana kembali ke Palu. Sebab, ia khawatir keadaan di Palu belum bisa membaik, apalagi setelah munculnya ancaman perampokan dari masyarakat.
“Kalau sudah, enggak mau ke sini kalau cuma setahun dua tahun ekonominya belum pulih. Banyak di sana malah dibuat kesempatan buat rampok,” pungkasnya.