Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hal tersebut diungkapkan oleh eks jubir KPK Febri Diansyah. Sembari mengunggah beberapa foto dekorasi perayaan ultah KPK, Febri mengungkapkan sejumlah pertanyaan.
"Saya dengar ada perayaan di KPK hari ini, mulai balon, hiasan warna/i hingga rencana makan-makan sekantor. Apa pake APBN? Semoga tidak," kata Febri di Twitter, Rabu (29/12).
"Ingat, di luar gedung merah-putih itu banyak yang sulit makan. Ingatlah juga koin rakyat di balik gedung itu," sambung dia.
Koin rakyat yang disinggung Febri ialah terkait saweran dari masyarakat umum yang membantu KPK membangun gedung baru. Kini, KPK sudah mempunyai Gedung Merah Putih KPK.
Febri mengatakan, memang dahulu ultah KPK juga dirayakan, tetapi dalam bentuk lain. Yakni kegiatan KPK Mendengar.
"Dulu ada kegiatan KPK Mendengar. Dibuat acara mengundang unsur-unsur masyarakat dan dari unsur lembaga-lembaga lain. Untuk mendengar masukan, kritik dan harapan," ujar Febri.
Dia mengatakan tak ada seremonial perayaan ultah yang meriah. Adapun lomba diadakan atas inisiatif dari Wadah Pegawai KPK, tak menggunakan anggaran lembaga. Sementara tahun 2021, terdengar kabar ada acara seremonial makan-makan sekantor juga.
ADVERTISEMENT
"Ada lomba, tapi dibikin WP. Pakai dana dari pegawai," ucap Febri.
Hal senada disampaikan oleh mantan Wakil Ketua KPK Saut Situmorang. Dari foto yang diunggah Febri, terlihat ada kegiatan seremonial, tetapi Saut menyebut pada era dia memimpin kegiatan macam itu tak ada.
"Waktu itu kalau seinget saya ada tumpeng kecil ya kalau seinget saya, waktu saya lupa inget ya, saking mungkin saking enggak meriahnya, saya enggak ingat," kata Saut dihubungi terpisah.
"Tumpeng itu malah ultah Pak Agus [Agus Rahardjo] apa ya, Pak Agus beli makanan terus kita ke ruangannya atau kalau ultah saya, Pak Laode [Laode M. Syarif]," sambung Saut.
Saut menyebut, saking tak meriahnya, dia sampai tak ingat apakah ada perayaan ultah KPK atau tidak. Namun seingat dia, biasanya dirayakan bersamaan dengan Hari Antikorupsi Sedunia yang jatuh pada 9 Desember, karena waktunya berdekatan. Tak ada acara khusus yang meriah peringati ultah.
ADVERTISEMENT
"Aku enggak teringat ya ada satu kegiatan yang sampai keluarkan sekian dana, seingat saya enggak ada. Atau mungkin saking enggak meriahnya saya enggak ingat ya," ucap dia.
"Di hari antikorupsi kan biasanya kegiatan di situ langsung. Karena kan itu berdekatan hari antikorupsinya kan. Itu aja kita dan itu kegiatan lebih banyak melibatkan orang luar kan," sambung dia.
Saut pun memberikan catatan soal perayaan ultah KPK tahun ini. Dia menilai seharusnya KPK lebih bersikap prihatin, di tengah pandemi COVID-19 ini.
"Jadi maksud saya lepas itu pakai dana atau apa, sebagai lembaga yang sebenarnya harus semakin prihatin di negeri ini yang semakin terpuruk ini seharusnya apa itu pake APBN, apa itu pakai lain-lain, yang seharusnya dihadirkan itu keprihatinan. Keprihatinan itu kan enggak ditunjukan dengan omongan, tetapi tindakan," kata Saut.
ADVERTISEMENT
"Jadi yang lebih bagus umpamanya ajak temen-temen yang dukung KPK selama ini gimana, kemudian bikin renungan makan kacang rebus itu aja udah cukup, tapi karena sekarang dukungan udah semakin menurun mungkin kalau diundang juga enggak akan datang," pungkas dia.
Bersamaan dengan peringatan ulang tahun itu, KPK pun menggelar konferensi pers mengenai capaian kinerja selama 2021. Baik dari sisi pencegahan, koordinasi dan supervisi, hingga penindakan.
Untuk penindakan, KPK telah melakukan penyelidikan sebanyak 127 perkara; penyidikan 105 perkara; penuntutan 108 perkara; kasus yang berkekuatan hukum tetap atau inkrah 90 perkara; dan eksekusi terpidana 94 orang. Serta sebanyak 123 tersangka ditahan per 28 Desember 2021.
Dari penanganan perkara tersebut, KPK mencatat sudah melakukan asset recovery sebesar Rp 374,4 miliar.
ADVERTISEMENT
Sedangkan dalam sisi koordinasi dan supervisi, KPK menyatakan berhasil menyelamatkan keuangan negara/daerah tahun 2021, sejumlah total Rp 35.965.210.077.508.
Indonesia Corruption Watch (ICW) pun menggelar aksi teatrikal dengan bertajuk 'Rapor Merah untuk Delapan Belas Tahun KPK'. Kegiatan ini dilakukan untuk merespons hari ulang tahun KPK yang diperingati pada tanggal 29 Desember 2021 yang lalu.
Sebab, KPK pimpinan Firli Bahuri dinilai mengalami kemunduran. Mulai dari jumlah OTT yang turun drastis, dua pimpinan KPK melanggar etik, hingga pemecatan 57 pegawai karena TWK.
Terkait kritik ini, KPK belum berkomentar. Namun, dalam konferensi persm Ketua KPK Firli Bahuri meminta maaf bila kinerja lembaga yang dipimpinnya belum memenuhi ekspektasi masyarakat.
"Kami menyampaikan permohonan maaf apabila selama 2021 apabila kurang berkenan atau mungkin KPK tidak segera memenuhi harapan masyarakat," kata Firli Bahuri dalam konferensi pers laporan kerja akhir tahun KPK, Rabu (29/12).
ADVERTISEMENT
"Karena KPK bekerja sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, KPK bekerja sesuai ketentuan hukum dan prosedur hukum, KPK tidak bekerja dalam ranah dan wacana opini publik," sambungnya.