Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Perbatasan Rafah Kembali Buka setelah 9 Bulan, Korban Perang Gaza Bisa ke Mesir
2 Februari 2025 10:33 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Penyeberangan perbatasan Rafah kembali dibuka untuk pertama kalinya setelah 9 bulan. Keputusan yang berlaku pada Sabtu (1/2) itu memungkinkan warga Palestina yang sakit dan terluka mendapatkan perawatan medis di Mesir.
ADVERTISEMENT
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan 50 pasien, didampingi 61 pengasuh, telah menyeberang ke Mesir pada Sabtu.
Laporan televisi Mesir menunjukkan ambulans Palang Merah Palestina yang berhenti di gerbang penyeberangan. Beberapa anak dibawa keluar dengan tandu dan dipindahkan ke ambulans Mesir.
Banyak dari mereka menderita penyakit kronis seperti kanker dan tidak bisa mendapatkan perawatan selama 15 bulan periode perang Israel di Gaza.
Sebanyak 400 warga Palestina dijadwalkan meninggalkan Gaza sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata antara Hamas dan Israel.
6.000 Pasien Menunggu Evakuasi
Direktur rumah sakit di Kementerian Kesehatan Gaza, Mohammed Zaqout, mengatakan lebih dari 6.000 pasien siap dievakuasi. Sementara 12.000 lainnya sangat membutuhkan perawatan.
“Jumlah yang diizinkan keluar saat ini masih sangat kecil, dan kami berharap akan bertambah,” kata Zaqout, seperti diberitakan Al Jazeera.
ADVERTISEMENT
Pendiri Jaringan Internasional untuk Bantuan, Pemulihan, dan Asistensi (INARA), Arwa Damon, menjelaskan proses evakuasi medis sangat lambat dan membutuhkan koordinasi kompleks dengan Israel dan WHO.
Sebelum perang, warga Palestina sangat bergantung pada perlintasan Rafah untuk mendapatkan izin berobat ke luar Gaza, terutama untuk perawatan seperti kemoterapi.
Sekilas Penutupan Rafah
Pasukan Israel menutup perlintasan Rafah pada Mei 2024 setelah merebutnya, disusul penutupan sisi Mesir sebagai bentuk protes. Israel menuduh Hamas menyelundupkan senjata melalui perbatasan, sementara Mesir membantah tuduhan itu.
Pengelolaan perlintasan tetap menjadi isu sensitif. Israel menolak menyerahkan kendali kepada Otoritas Palestina (PA). Sebagai alternatif, perbatasan akan diawasi oleh warga Palestina dari Gaza yang sebelumnya bertugas sebagai petugas perbatasan PA, tetapi tanpa lambang resmi PA.
ADVERTISEMENT
Uni Eropa juga akan mengirim pemantau untuk memastikan perlintasan beroperasi, seperti sebelum 2007.
“Kehadiran pemantau ini akan mendukung personel perbatasan Palestina dan memungkinkan pemindahan individu keluar dari Gaza, termasuk mereka yang membutuhkan perawatan medis,” tulis kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, di platform X.