news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Perbincangan di Hari Pensiun Artidjo Alkostar

1 Juni 2018 11:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Artidjo Alkostar beranjak dari kursi saat kumparan menyambangi ruang kerjanya di lantai 8 Gedung Mahkamah Agung Republik Indonesia. Tersenyum, Artidjo menyambut hangat, menyapa, sekaligus memecah suasana.
ADVERTISEMENT
"Silakan, jadi bagaimana?" kata Artidjo, yang enggan basa-basi untuk diwawancarai.
Ruangan seluas 5 meter x 10 meter miliknya terlihat kerasan. Persis menghadap Monumen Nasional.
Artidjo Alkostar. (Foto: kumparan)
Selain harus menyelesaikan berbundel-bundel kertas perkara, bisa jadi, ruang kerjanya yang amat nyaman itu, menjadikannya betah berlama-berlama menghuni kantornya hingga larut.
Saat didatangi kumparan, Senin (28/5), meja kerjanya penuh dengan banyak barang. Namun Artidjo tak peduli, ia pemilik meja itu, dan tak berniat membereskannya.
"Kalau mau dirapikan, rapikan saja, tidak apa-apa," kata Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia itu.
Kesan pendiam dan kaku yang acap dilontarkan para kolega, memang benar adanya. Terlepas dari itu, Artidjo, Hakim Agung yang terkenal seantero koruptor dengan hukuman sadisnya, bersedia bercerita tentang perjalanan hidupnya.
ADVERTISEMENT
Artidjo mulai bercerita tentang bagaimana ia tak sengaja jatuh cinta dengan profesi hakim.
Artidjo bertutur soal rencana ia menghabiskan masa tua nanti.
Mantan Hakim Agung Artidjo Alkostar. (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Artidjo berkisah bagaimana tawaran suap datang silih berganti, juga ancaman dibunuh, atau mungkin soal bolak-balik naik bajaj ke MA.
Karena tepat Jumat, 1 Juni 2018, Artidjo resmi pensiun. Sang Algojo, Ketua Kamar Pidana Mahkamah Agung yang terbukti paling ditakuti, memasuki purnabakti.
Selamat pulang kampung, Pak Artidjo.