Percepat Izin Senjata, PM Netanyahu Mudahkan Israel Tembak Orang Palestina

30 Januari 2023 11:21 WIB
¡
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala oposisi Benjamin Netanyahu bereaksi setelah pemungutan suara untuk koalisi baru di Knesset, parlemen Israel, di Yerusalem, Minggu (13/6). Foto: Ronen Zvulun/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Kepala oposisi Benjamin Netanyahu bereaksi setelah pemungutan suara untuk koalisi baru di Knesset, parlemen Israel, di Yerusalem, Minggu (13/6). Foto: Ronen Zvulun/REUTERS
ADVERTISEMENT
Rencana Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk mempermudah warganya memperoleh senjata api mengingatkan kekhawatiran akan kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki dan Yerusalem Timur sejak Sabtu (28/1).
ADVERTISEMENT
Selain mempercepat izin senjata untuk warga Israel, Netanyahu akan meningkatkan upaya untuk mengumpulkan "senjata ilegal".
Pemerintahannya juga menjanjikan langkah-langkah baru untuk "memperkuat" permukiman ilegal Israel di Tepi Barat yang diduduki.
Pengumuman ini menyusul pertemuan kabinet keamanan Netanyahu—yang berisikan politikus garis keras—mengenai dua penembakan.
Salah satu serangan penembakan tersebut menewaskan tujuh orang di luar sinagoge di Yerusalem Timur pada Jumat (27/1).
Penembakan itu terjadi selama konfrontasi yang kian berkembang selama sebulan terakhir. Bulan ini, pasukan Israel telah membunuh 32 warga Palestina. Pemerintah baru yang diresmikan bulan lalu pun adalah pemerintahan paling sayap kanan dalam sejarah Israel.
Menteri Keamanan Nasional Israel yang baru, Itamar Ben Gvir, saat mengunjungi pasar Mahane Yehuda di Yerusalem pada 30 Desember 2022. Foto: Menahem Kahana/AFP
Ketakutan lantas menyelimuti warga Palestina yang hidup di bawah pendudukan ilegal militer Israel di Tepi Barat.
ADVERTISEMENT
Bagian dari pemerintahan baru ini adalah Menteri Keamanan Nasional, Itamar Ben-Gvir, dan Menteri Keuangan, Bezalel Smotrich, yang terkenal kerap menghasut kekerasan terhadap warga Palestina.
Keduanya pun merupakan pemukim yang tinggal jauh di dalam Tepi Barat yang diduduki. Mereka sering kali membahas rencana perluasan pemukiman ilegal dan aneksasi tanah Palestina.
"Ada menteri keamanan nasional yang yakin akan pembunuhan warga Palestina, ada menteri keuangan yang telah menjelaskan bahwa [warga Palestina] hanya ada di sini untuk sementara," kata analis asal Kota Haifa, Diana Buttu, dikutip dari Al Jazeera, Senin (30/1).
"Ada juga perdana menteri yang menyebut orang harus dipersenjatai dan mereka tidak akan melakukan apa pun untuk menghentikan pembunuhan warga Palestina. Anda dapat melihat akibatnya adalah semakin banyak orang Palestina akan dibunuh," lanjut dia.
Warga Palestina terlibat bentrok dengan pasukan Israel di Hebron, Tepi Barat yang diduduki Israel, Selasa (25/10/2022). Foto: Mussa Qawasma/Reuters
Menurut Kementerian Kesehatan Otoritas Palestina, lebih dari 200 warganya tewas sepanjang 2022. Seorang peneliti dari lembaga riset Shabaka, Yara Hawari, lantas mengungkapkan pandangan serupa dengan Buttu terkait pengumuman terbaru Netanyahu.
ADVERTISEMENT
"Ini eskalasi mengkhawatirkan yang tidak diragukan lagi akan menyebabkan lebih banyak serangan dan lebih banyak pembunuhan di luar proses hukum terhadap warga Palestina," jelas Hawari.
"Dengan langkah ini, Netanyahu memberi lampu hijau bagi semua warga Israel untuk melakukan kekerasan terhadap warga Palestina dengan impunitas penuh," tambah dia.
Buttu menggarisbawahi, Israel sudah "bersenjata lengkap" sedari dulu. Pun penembakan terhadap orang Palestina sangat umum terjadi.
"Sama sekali tidak jarang melihat pemukim Israel berjalan-jalan tidak hanya dengan pistol tetapi juga dengan senapan serbu. Cukup lumrah baik itu di mal, di bus, di kereta, di tempat ibadah melihat orang membawa senjata," ujar Buttu.