Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Italia, Mario Draghi , menyerahkan surat pengunduran dirinya secara resmi kepada Presiden Italia , Sergio Mattarella, pada Kamis (21/7/2022)
ADVERTISEMENT
Analis politik menduga, Mattarella akan membubarkan Parlemen Italia. Dia kemudian akan mengadakan pemilihan pada September atau Oktober. Draghi mungkin tetap akan menjadi kepala pemerintahan sampai saat itu.
Mattarella telah menolak pengunduran diri Draghi sebelumnya pada Minggu (17/7/2022). Ratusan wali kota, organisasi bisnis, dan pemimpin serikat menandatangani petisi serupa.
Mereka memintanya agar memimpin negara itu hingga pemilu pada awal tahun depan. Draghi telah mencoba menyelamatkan pemerintah.
Dia mendesak koalisinya yang berselisih untuk mengesampingkan keluhan demi negara. Namun, Draghi menemui kegagalan.
Draghi merupakan mantan kepala Bank Sentral Eropa (ECB). Pria berusia 74 tahun itu mengisi jabatan perdana menteri pada 2021.
Kala itu, Italia sedang bergulat dengan kesulitan ekonomi akibat pandemi. Hingga kini, sebagian besar masyarakat masih menginginkannya sebagai pemimpin Italia.
ADVERTISEMENT
"Apakah Anda siap?" tanya Draghi kepada Senat Italia, dikutip dari AFP, Kamis (21/7/2022).
Draghi mengatakan, pemerintah tidak seharusnya menghadapi masa ketidakpastian. Sebab, Italia tengah menghadapi segudang tantangan dari lonjakan inflasi hingga perang Ukraina.
Tiga partai kemudian menolak seruan Draghi. Mereka yakni partai sayap kanan-tengah Forza Italia (FI), partai anti-imigran Lega Nord (LN), dan partai populis Gerakan Bintang Lima (M5S).
Krisis itu bermula ketika M5S menolak mendukung pemerintah dalam mosi tidak percaya pada pekan lalu. Draghi memperingatkan, langkah itu akan menjatuhkan pemerintah.
Pendukung Draghi membuat peringatan serupa. Pihaknya mengatakan, keruntuhan pemerintah akan memperburuk ekonomi selama inflasi merajalela.
Tindakan itu lantas akan menunda anggaran, mengacaukan pasar, dan mengancam dana pemulihan pasca-pandemi dari Uni Eropa (UE).
ADVERTISEMENT
Menteri Urusan Eropa Prancis, Laurence Boone, menyebut bahwa pengunduran diri Draghi memicu periode ketidakpastian dan menandai hilangnya 'pilar Eropa'.
Jajak pendapat menunjukkan, aliansi sayap kanan akan memenangkan pemilu mendatang. Partai Brothers of Italy (FDL) yang memiliki akar neo-fasis memimpin aliansi tersebut.
Kendati demikian, FDL membutuhkan dukungan dari FI dan LN. Ketiga partai itu sering mengalami bentrokan. Analis menjelaskan, koalisi semacam itu hanya akan memperburuk situasi bila menang.