Perempuan Arab Mendapat Izin Menjadi Polisi Lalu Lintas

20 Desember 2017 16:15 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wanita di Arab (Foto: AFP/Karim Sahib)
zoom-in-whitePerbesar
Wanita di Arab (Foto: AFP/Karim Sahib)
ADVERTISEMENT
Arab Saudi akan memberi izin untuk para perempuan di negaranya bekerja sebagai polisi lalu lintas. Sebelumnya, perempuan Saudi telah mendapatkan izin untuk mengemudi mobil.
ADVERTISEMENT
Dilansir Emirates Women, Rabu (20/12), keterangan tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Lalu Lintas Arab Saudi, Mohammed Al Bassami. Ia mengatakan usulan ini, harus disetujui oleh Pemimpin Raja Salman bin Abdulaziz.
Dia mengatakan, setelah Raja Salman menyetujuinya maka keputusan tersebut akan segera diresmikan. Peresmian tersebut ditujukan agar para perempuan Saudi dapat mengembangkan passion yang mereka punya.
Disampaikannya rencana tersebut, sontak membuat banyak perempuan di Arab Saudi merasa senang.
Keputusan mengizinkan perempuan menjadi polisi lalu lintas di Arab Saudi dianggap bijak. Kedepannya perempuan Saudi berharap kebijakan reformasi ini bisa terus berkembang hingga mereka diperbolehkan menjadi tentara dan pasukan penjaga keamanan nasional.
Pengumuman mengenai perempuan dapat menjadi polisi lalu lintas sudah muncul setelah kerajaan mencabut larangan perempuan mengemudi pada September lalu. Putusan itu, lalu diikuti dengan kebijakan wanita boleh menghadiri pertandingan olahraga di stadion yang dikeluarkan pada Oktober.
ADVERTISEMENT
Dalam beberapa bulan menuju penghujung tahun, kerajaan Arab Saudi mengambil langkah besar dengan mempertimbangkan hak-hak perempuan.
Dulunya, Saudi sering dikritik oleh komunitas internasional karena perlakuannya terhadap wanita. Namun belakangan sudah kelihatan kemajuan yang signifikan terhadap persoalan hak wanita di Saudi.
Sebelumnya, perempuan di Arab Saudi secara hukum hanya diizinkan duduk di belakang mobil, dan baru diperbolehkan mendapatkan izin mengemudi dan mengendarai kendaraan sejak keputusan Raja Salman bin Abudullaziz mengakhiri larangan tersebut.
Reformasi terhadap hak perempuan merupakan bagian dari Visi Arab Saudi 2030. Dalam rancangan tersebut, otoritas Saudi berkeinginan untuk meningkatkan persentase perempuan di angkatan kerja negara dari 23 persen menjadi 28 persen pada 2020 nanti.