Perempuan di Padang Tewas Diduga Bunuh Diri padahal Mau Nikah sama Polisi Akpol

18 November 2023 10:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Catatan Redaksi: Bijaksanalah membaca konten ini. Bunuh diri bukan jalan keluar persoalan kehidupan, segera cari pertolongan!
Ilustrasi pernikahan. Foto: Eddie Cheever/Shutterstock
Shintia Indah Permatasari (25 tahun), Kota Pariaman, ditemukan tewas dalam kondisi tergantung dengan mukena yang diikat di lemari, di dalam kamar di salah satu penginapan syariah di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Senin (13/11).
ADVERTISEMENT
Kasus ini menjadi ramai diperbincangkan lantaran Shintia akan menikah dengan seorang polisi pada 14 Januari 2024 di Padang.
"Calon suami Shintia polisi yang bertugas di Ternate. Akpol (Akademi Kepolisian). Sudah proses (nikah). Sudah sidang BP4R," kata saudara Shintia, Rizki, kepada kumparan, Jumat (17/11).
BP4R yang dimaksud adalah Badan Pembantu Penasihat Perkawinan Perceraian dan Rujuk.
Keberadaan Shintia di Padang adalah untuk mengurus surat-surat pernikahan.

Uang Jemput Rp 500 Juta

Di media sosial, kasus ini ramai dikaitkan dengan uang jemput pernikahan Rp 500 juta. Di Pariaman, ada tradisi Bajapuik yaitu keluarga pengantin perempuan menjemput mempelai laki-laki dengan sejumlah uang atau benda yang bernilai.
"Segala isu terkait uang jemput pernikahan Rp 500 juta, tidak ada itu. Buktinya sudah sidang," ujar Rizki. "Sudah 85 persen persiapan pernikahan. Tidak ada kami dari pihak perempuan membatalkan, begitu pun pihak laki-laki juga tidak,” katanya.
ADVERTISEMENT
"Pasti ada dorongan adik kami kenapa bisa (bunuh diri) seperti itu. Mudah-mudahan benar itu adalah murni bunuh diri. Kalau pun ada tekanan ucapan verbal, siapa orangnya? Kan bisa saja terjadi. Masalah di keluarga tidak ada. Uang jemput sudah selesai. Tahapan itu sudah lewat. Jadi apa masalahnya lagi sehingga bunuh diri? Siapa orang yang menjadi indikasi penyebab bunuh diri?" ujar Rizki.

Penelusuran Polisi

PS Kapolsek Padang Barat, AKP Yudarman Tanjung, mengatakan Shintia memesan kamar penginapan hanya seorang diri. Hal ini sesuai dengan keterangan pihak penginapan.
"Memang korban sering menginap bersama keluarganya sebelumnya di penginapan ini. Sudah sering. Ini penginapan syariah. Waktu kejadian, menginap sendiri," ujar Yudarman saat dihubungi kumparan, Jumat (17/11).
ADVERTISEMENT
Yudarman menyebut dugaan bunuh diri muncul berdasarkan laporan dari pihak penginapan yang bilang kamar penginapan terkunci dari dalam.
"Kami minta izin buka paksa pintu. Setelah pintu terbuka kemudian ternyata memang korban telah tergantung. Ketika itu belum kami sentuh, kami lakukan Olah TKP dulu," ujar Yudarman.
"Ternyata kamar tidak berserakan, masih rapi. Barang-barang berharga korban tidak ada yang berceceran. Setelah Olah TKP, baru korban kami turunkan. Posisi tergantung di lemari. Kebetulan lemari itu ada sedikit muncul untuk bisa menggantung," sambungnya.
Setelah diperiksa, diidentifikasi dam pengecekan pihak kepolisian menyatakan tubuh Shintia tidak ditemukan adanya unsur kekerasan atau penganiayaan dari benda tumpul. Setelah mengumpulkan barang bukti, jenazah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Padang.
ADVERTISEMENT
Polisi kemudian melakukan visum luar. Jenazah selanjutnya diserahkan ke keluarga.
Yudarman mengungkapkan, pihaknya sampai saat ini masih melakukan pendalaman dan penyelidikan terkait motif hingga korban melakukan bunuh diri.
"Kami lakukan pedalaman dan penyelidikan. Belum diketahui motifnya apa (sampai bunuh diri). Kami masih proses penyelidikan dan pedalaman," ujar Yudarman.