Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Politikus muda Perindo, Michael Sianipar, khawatir ruang bagi calon legislatif muda akan tertutup apabila sistem pemilu jadi tertutup. Menurutnya, caleg-caleg akan didominasi oleh sosok senior dan dekat dengan pimpinan partai.
ADVERTISEMENT
"Saya pernah nyaleg, sebagai pemuda, antreannya panjang. Ada partai yang beri ruang ke yang dekat dengan bos-bosnya, donatur. Dan sampai sekarang pemilu terbuka, tertutup, masih enggak jelas. Ada gosip politik minggu ini katanya putusan," kata Michael dalam diskusi terkait politik dan pemuda CSIS, Selasa (14/3).
Ketua DPP Perindo menilai, senioritas dan sikap elitis masih menjadi persoalan mendasar yang harus diselesaikan. Sudah seharusnya ruang bagi pemuda dalam politik dibuka lebih luas.
"Banyak pemuda apatis? Saya keliling Indonesia, Y20, banyak pemuda semangat, bahas isu, kalau dibilang anak muda apatis saya enggak setuju. Yang jadi masalah, [mereka] enggak diberi ruang. Jadi gimana pemuda diberi kesempatan dipilih, bukan hanya diberi hak pilih. Berapa persen pemuda yang benar-benar duduk di pemerintahan? Ngapain kita wakili kalau mereka bisa sendiri? Ini tantangan elitisme," ujar dia.
ADVERTISEMENT
Eks politikus PSI itu berharap ke depannya, ada lebih banyak pemimpin muda berusia 20-30 tahun. Ia pun mencontohkan Arab Saudi yang banyak memiliki pemimpin muda.
"Jadi ada elitisme, tunjukkan masalah bukan cuma kultur, tapi struktural yang hambat pemuda ambil peran termasuk di 2024. Kalau struktur tidak diperbaiki percuma, kalau ruang enggak dibuka. Pemuda jado tokenism aja. Saya relatif bisa sampai di sini karena beruntung, akses, koneksi, magang di CSIS," ujar sia.
"Berapa banyak pemuda biasa-biasa saja [yang bisa maju] dalam sistem tertutup? Berapa banyak ruang yang diberikan? 2045 untuk siapa? Indonesia emas untuk siapa? UEA ada menteri pemuda umur 22 tahun. Jadi mungkin ini kesempatan Pak Jokowi, menteri pemuda berikutnya bener-bener pemuda. Lalu ada menteri Artificial Intelligence, Omar Sultan Al-Olama, 27 tahun saat ditunjuk," pungkas dia.
ADVERTISEMENT