Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Peringatan BMKG: Jakarta Rawan Gempa dan Banjir
19 Desember 2017 15:30 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
ADVERTISEMENT
Peringatan disampaikan Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) khusus untuk DKI Jakarta. Ibu Kota merupakan wilayah yang rawan bencana, gempa dan banjir. Masyarakat diimbau untuk berhati-hati.
ADVERTISEMENT
"Jakarta rawan gempa, apalagi bencana banjir iya, terutama di puncak musim hujan, pasti bulan Januari-Februari untuk banjir," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta, Selasa (19/12).
Dwikorita menyinggung akhir Januari mendatang akan terjadi supermoon, yang dampaknya akan terjadi air pasang maksimum di pesisir pantai Jakarta.
"Ketinggian maksimum bisa 1,5 meter," tegas dia.
"Januari musim puncak musim hujan, air dari daratan, dari hulu-hulu sungai, semakin deras menuju ke muara sungai tapi di muara airnya pasang, sehingga dikhawatirkan bisa terjadi penggenangan yang ekstrim," tambah Dwikorita.
Sementara terkait gempa, kawasan Jakarta ini kerap terimbas gempa. Yang terbaru gempa Tasik beberapa hari lalu.
"Karena kegempaan itu masih akan terus terjadi di berbagai wilayah di Indonesia, terutama di Jakarta itu di atas tanah lempung, atau tanah lunak, dengan kondisi jenuh air, itu tingkat guncangan tanah itu akan meningkat," urai Dwikorita.
ADVERTISEMENT
"Kita musim hujan ini, jadi tingkat guncangan kegempaan itu kalau kita bandingkan tanah kering dan tanah jenuh itu, maka akan kuat, karena tingkat jenuh air tinggi," kata Dwikorita.
Saat ditanyakan mengenai wacana pemindahan ibu kota yang dibahas Bappenas, BMKG mengaku belum dilibatkan.
"Belum diminta saran, belum pernah dibahas. Saya cek dulu. Tapi biasanya ada kordinasi antara kementerian dan lembaga terkait. Mungkin setelah ini, karena isu saat ini yang paling penting adalah bagaimana kita menyikapi perubahan cuaca, atau ada cuaca ekstrem, atau bagaimana kita memitigasi bencana," kata mantan Rektor UGM ini.