Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
ADVERTISEMENT
Puluhan aktivis reformasi 98 mendatangi makam mahasiswa yang tewas Tragedi Trisakti pada 12 Mei 1998. Mereka berziarah sekaligus memperingati kejadian yang merenggut nyawa 4 mahasiswa Trisakti ini.
ADVERTISEMENT
“Hari ini, 12 Mei, 21 tahun yang lalu. 4 mahasiswa universitas Trisakti gugur terkena peluru panas aparat rezim Orde Baru,” ujar Anggota Presidium Rembuk Nasional Aktivis 98, Julianto Hendro Cahyono di Pemakaman Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Minggu (12/5).
“Keempat pahlawan reformasi tersebut yaitu, Hendriawan, Elang Mulya Lesmana, Herry Hartanto, Hafidin Royan,” lanjutnya.
Julianto mengatakan, dengan gugurnya keempat mahasiswa tersebut menjadi pemantik runtuhnya pemerintahan Orde Baru dan di bawah kepemimpinan Soeharto.
Julianto yang pada 1998 adalah Ketua Senat Universitas Trisakti melihat, selama 21 tahun korban bukan hanya 4 mahasiswa tadi. Tetapi juga ratusan orang turut menjadi korban.
Ia menyebutkan (Tim Gabungan Pencari Fakta) TGPF menemukan sekitar 1.190 orang meninggal terbakar dan 27 orang meninggal akibat senjata.
“Artinya dibandingkan jumlah kelurahan di DKI yang mencapai 265, maka setiap kelurahan dalam peristiwa kerusuhan Mei mencapai 5 orang. Mereka yang dibunuh oleh kekuasaan yang tidak siap menerima perbedaan dan antidemokrasi,” ujar Julianto.
ADVERTISEMENT
Dalam peringatan ini, turut hadir beberapa aktivis 98 yang sekarang sudah menjadi politikus, seperti Adrian Napitupulu dari PDIP, anggota DPD Benny Rhamdani, dan Ketua Amnesty Internasional Usman Hamid.
Selain itu hadir juga puluhan mahasiswa Trisaksi yang datang berziarah untuk mendoakan senior mereka yang telah menjadi korban pada saat reformasi.