Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
ADVERTISEMENT
Hari ini Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, genap berusia 39 tahun. Pengelola masjid menggelar perayaan milad Masjid Istiqlal dengan menyelenggarakan pameran 'Arsip Arsitektur Masjid Istiqlal', untuk mengingatkan kembali semangat pembangunan masjid yang terpatri dalam kemegahan bangunannya.
ADVERTISEMENT
Pembangunan Masjid Istiqlal telah melalui perjalanan panjang, hingga akhirnya masjid nasional ini menjadi salah satu ikon Islam Indonesia.
Berdiri di antara dua kanal Kali Ciliwung, masjid ini merupakan salah satu proyek raksasa pemerintahan Soekarno setelah Proyek Monas dan Istana Negara. Dalam bahasa Arab, nama 'Istiqlal' memiliki arti kemerdekaan.
Dalam keterangan tertulis pihak Kemendikbud di acara Milad ke-39 Istiqlal, dijelaskan bahwa bangunan Masjid Istiqlal terdiri dari lima lantai dan satu lantai dasar, yang ditopang oleh 12 pilar raksasa dengan 5.138 tiang pancang. Kubah Masjid Istiqlal memiliki diameter selebar 45 meter.
Dindingnya berlapis batu marmer putih, tampak serasi dengan air mancur besar melambangkan 'tauhid' yang dibangun di sebelah barat daya masjid. Menara tunggal masjid memiliki tinggi 96,66 meter yang menjulang di sudut selatan selasar masjid. Masjid ini mampu menampung lebih dari dua ratus ribu jamaah.
ADVERTISEMENT
Dibangun di atas lahan seluas 9 hektar, pemancangan tiang pertama dilakukan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1961 bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang disaksikan oleh ribuan umat Islam. Sekitar tahun 1965, proyek pembangunan masjid sempat tersendat lantaran situasi politik yang kurang kondusif.
Tahun 1966, menteri agama KH. M. Dahlan mempelopori kembali pembangunan masjid ini. Kepengurusan dipegang oleh KH. Idham Chalid yang bertindak sebagai koordinator panitia nasional pembangunan Masjid Istiqlal. Tujuh belas tahun berlalu, Masjid Istiqlal selesai dibangun dan diresmikan penggunaannya oleh Presiden Soeharto pada tanggal 22 Februari 1978.
Tempat Masjid Istiqlal berdiri awalnya merupakan kawasan taman Wilhemina Park, di mana banyak berdiri monumen peninggalan Belanda dan penaklukan Aceh. Monumen-monumen itu akhirnya dirubuhkan demi pembangunan masjid.
ADVERTISEMENT
Pembangunan masjid ini melibatkan tangan handal sang arsitek Friederich Silaban, seorang Protestan sekaligus anak pendeta dari Sumatera Utara. Silaban lolos pada sayembara 'Rancang Bangun Masjid Istiqlal' yang diikuti oleh 30 peserta.
Dewan Juri sayembara terdiri dari para arsitek dan ulama terkenal yang diketuai oleh Presiden Soekarno. Friederich Silaban menang dengan rancangannya yang bertajuk Sandi Ketuhanan. Desainnya itu kemudian menghiasi menara utama masjid.
Hingga kini, Masjid Istiqlal tak hanya digunakan sebagai tempat aktivitas ibadah bagi umat Islam. Masjid ini juga digunakan sebagai kantor berbagai organisasi Islam di Indonesia, aktivitas sosial, dan kegiatan umum lainnya, serta menjadi salah satu daya tarik wisata ibu kota.