Perjalanan Djarot: Dari Blitar, Jakarta, Kini Maju di Sumut

4 Januari 2018 12:45 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Djarot Saiful Hidayat (Foto: Antara/Sigid Kurniawan)
zoom-in-whitePerbesar
Djarot Saiful Hidayat (Foto: Antara/Sigid Kurniawan)
ADVERTISEMENT
Mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat dipersiapkan PDIP untuk maju sebagai calon gubernur dalam Pilgub Sumatera Utara 2018. Keputusan itu menandakan kembalinya Djarot ke kontes politik setelah kalah di Pilgub DKI Jakarta 2017 kemarin.
ADVERTISEMENT
Padahal, Djarot tidak punya sejarah dengan Sumatera Utara, dan bukan pula orang Sumut. Tapi PDIP menyebut Djarot sosok yang pas memimpin Sumut, karena rekam jejak dan pengalamannya di birokrasi. Djarot dua periode memimpin Kota Blitar, lalu memimpin DKI Jakarta dan kini dikirim ke Sumut.
Berikut perjalanan politik Djarot dari Blitar ke Sumut dirangkum kumparan (kumparan.com), Kamis (4/1):
Djarot yang lahir di Magelang, 6 Juli 1962 ini memulai karier politiknya sebagai Wali Kota Blitar selama 2 periode, yaitu tahun 2000-2005 dan 2005-2010. Selama menjabat di Blitar, Djarot sangat membatasi adanya kehidupan metropolitan yang serba mewah di kotanya, seperti berdirinya pusat perbelanjaan modern dan gedung-gedung pencakar langit.
Selama masa kepemimpinannya, ia lebih suka menata pedagang kaki lima yang cukup semerawut. Djarot pun berhasil menata ribuan pedagang kaki lima yang dulunya kumuh di kompleks alun-alun kota menjadi tertata rapi. Dampak positifnya, Djarot berhasil mendongkrak perekonomian di Blitar tanpa adanya pusat perbelanjaan modern.
ADVERTISEMENT
Di bawah kepemimpinannya pula, Kota Blitar mendapat gelar adipura 3 kali berturut-turut, yakni pada tahun 2006, 2007, dan 2008. Ia juga mendapat penghargaan Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah pada tahun 2008 dan Penghargaan Terbaik Citizen's Charter Bidang Kesehatan.
Setelah habis masa jabatannya sebagai Wali Kota Blitar, politisi PDIP ini kemudian menjabat sebagai anggota DPR RI periode 2014-2019. Di tahun itu pula, Basuki Tjahaja Purnama yang kala itu dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta menggantikan Joko Widodo yang telah menjabat sebagai Presiden RI kemudian memilih Djarot untuk mendampinginya sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Djarot Saiful Hidayat (Foto: Antara/Aprillio Akbar)
zoom-in-whitePerbesar
Djarot Saiful Hidayat (Foto: Antara/Aprillio Akbar)
Djarot akhirnya dipilih setelah 'menyingkirkan' nama-nama lain yang sempat beredar luas, di antaranya Ketua Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Sarwo Handayani, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta 2009-2014 Boy Sadikin, serta Wali Kota Surabaya 2002-2010 Bambang Dwi Hartono. Djarot kemudian dilantik pada 17 Desember 2014 di Balai Agung, Balai Kota DKI Jakarta secara langsung oleh Ahok.
ADVERTISEMENT
Djarot bersama Ahok kemudian maju di Pilgub DKI Jakarta. Sempat menang di putaran pertama, pasangan nomor urut dua ini kalah di putaran kedua dari pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.
Pada 9 Mei 2017, Djarot diangkat oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo sebagai Plt Gubernur DKI Jakarta, setelah Pengadilan Negeri Jakarta Utara menjatuhkan vonis 2 tahun penjara kepada Ahok terkait kasus penodaan agama. Kemudian pada 31 Mei 2017, DPRD DKI mengumumkan Djarot sebagai Gubernur DKI Jakarta menggantikan Ahok yang mengajukan pengunduran diri sebagai Gubernur setelah menjalani proses penahanan dan menyatakan mencabut gugatan banding terkait kasus yang menimpanya.
Djarot pun akhirnya resmi dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta oleh Presiden Jokowi pada 15 Juni 2017 di Istana Negara. Masa jabatannya habis pada 16 Oktober 2017 dan digantikan oleh Gubernur terpilih Anies Baswedan dan Wakil Gubernur terpilih Sandiaga Uno.
Pelepasan Djarot sebagai gubernur DKI (Foto: Antara/Wahyu Putro)
zoom-in-whitePerbesar
Pelepasan Djarot sebagai gubernur DKI (Foto: Antara/Wahyu Putro)
Kini, PDIP tengah menimbang Djarot untuk maju di Pilgub Sumatera Utara. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan nama Djarot dipertimbangkan dalam FGD (Focus Group Discussion) yang diadakan internal partai. Djarot dipertimbangkan karena memenuhi beberapa kriteria.
ADVERTISEMENT
"Nah, dari FGD nampak bahwa harapan dari masyarakat Sumut mengingat gubernur sebelumnya memiliki masalah hukum. Mereka berharap bahwa gubernur kali ini yang dicalonkan PDIP adalah sosok yang bersih dan sosok yang punya pengalaman serta sosok yang sudah selesai dengan dirinya," kata Hasto, Selasa (2/1).
Djarot pun menyatakan kesiapannya maju dalam Pilgub Sumut. "Kalau itu perintah saya siap," ucap Djarot di kantor DPP PDIP kemarin.
Sementara untuk yang akan diusung sebagai cawagub pendamping Djarot, Wakil Ketua DPD PDIP Sumut Junimart Girsang mengatakan ada 3 nama yang muncul, yaitu Wakil Gubernur Sumut Nurhajizah Marpaung, kader PDIP asal Sumut Maruar Sirait, dan Effendy Simbolon.
Djarot di Kebun Binatang Ragunan (Foto: Nadia Riso/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Djarot di Kebun Binatang Ragunan (Foto: Nadia Riso/kumparan)
Rencananya, PDIP akan mengumumkan Djarot sebagai cagub Sumut hari ini, namun batal karena belum final soal cawagub yang duet dengan Djarot. "Dicari formula yang terbaik. Tujuan kita untuk bangun Sumut agar lebih baik," kata Djarot di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (4/1).
ADVERTISEMENT
"Jadi tunggulah yang sabar," pungkasnya.