Perjalanan Karier Politik Tsamara Amany hingga Mundur dari PSI

19 April 2022 8:52 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kutua DPP PSI, Tsamara Amany. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kutua DPP PSI, Tsamara Amany. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Tsamara Amany Alatas memutuskan melepas posisinya sebagai pengurus dan kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) usai mengabdi selama 5 tahun.
ADVERTISEMENT
Politikus muda itu mengatakan, ke depan, dirinya akan mengeksplorasi potensinya tanpa naungan partai politik.
"Saya merasa saya membutuhkan perjalanan baru di luar partai politik," kata Tsamara dalam sebuah rekaman yang ia unggah di kanal YouTube pribadinya, Senin (18/4).
Sejak awal namanya mencuat dalam dunia politik, Tsamara yang merupakan anak sulung dari pengusaha pertambangan itu kerap melayangkan kritik terhadap tokoh-tokoh nasional.
Tsamara fasih menulis rentetan sindiran pada blog hingga gemar mendesak figur tertentu untuk berdebat. Ia membangun citra sebagai perwakilan generasi muda yang proaktif. Meski begitu, perjalanannya kini telah menemui ujung.
Lantas, seperti apakah kiprah wanita berusia 25 tahun ini dalam kancah politik selama ini?
Kutua DPP PSI, Tsamara Amany. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Ketertarikan Tsamara terhadap politik telah tumbuh sejak remaja. Tsamara mengaku, ia mengidolakan Presiden Joko Widodo dan mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. Ia juga sempat menulis tentang kedua idolanya pada 2014 silam.
ADVERTISEMENT
Pada 2015, ia meraih kesempatan untuk mengungkap kekaguman itu secara langsung. Bersama sejumlah jurnalis dan penulis blog lain, Tsamara menerima undangan dari Presiden Joko Widodo ke Istana Negara.
Tsamara pernah bergabung pula dalam Komunitas Pendukung Ahok (Kompak). Ia bahkan menjadi saksi dalam sidang Mahkamah Konstitusi (MK) untuk mewakili Kompak.
Ia mempublikasikan sebagian besar pemikirannya secara daring. Sebab, Tsamara tidak menilik kemungkinan untuk terjun ke dalam politik praktis.
"Dari sejak kecil, saya memang suka dengan politik. Hanya sekadar suka tapi tak pernah mengamati terlalu dalam apa yang sebenarnya terjadi dalam dunia politik," tulis Tsamara melalui akunnya di laman kumparan.
Ketua DPP PSI Tsamara Amany Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Balai Kota DKI Jakarta kemudian membuka program magang bagi anak muda usia 19 hingga 35 tahun pada 2016. Tanpa membuang waktu, Tsamara mengirimkan lamarannya.
ADVERTISEMENT
Meski pesimis, Tsamara ternyata lolos seleksi. Ia lantas melangsungkan magang hingga empat bulan di Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).
Saat itu, Tsamara terlibat dalam simplifikasi perizinan memulai usaha. Upayanya tersebut tampak membuahkan hasil. Peringkat Jakarta dalam izin memulai usaha merayap naik hingga 16 tingkat dari 167 pada 2016 menjadi 151 pada 2017.
Pengalaman itulah yang mengantarkannya menuju titik balik. Peranan tersebut membulatkan tekad Tsamara untuk meniti karier politik.
Pasalnya, Tsamara berkeinginan untuk membuat kebijakan yang bermanfaat bagi masyarakat. Terlebih, ia mendapati ‘ikatan emosional’ pula selama bekerja dengan Ahok.
"Momen magang ini benar-benar mengubah cara pandang saya tentang politik," ungkapnya.
Pengurus PSI, Ketum PSI (Grace Natalie) Tsamara Amani di KPU RI serahkan berkas Bacaleg untuk DPR RI. Foto: Bens Saragih/kumparan

Tsamara Gabung PSI

Tsamara menyadari impian menjadi pejabat tidaklah mudah tanpa sokongan partai politik. Kendati demikian, ia masih menyisihkan skeptisisme terhadap parpol. Menurutnya, seseorang dapat berubah ketika menjadi bagian dari parpol meski memegang teguh idealisme.
ADVERTISEMENT
Tsamara lantas menimbang berbagai opsi sebelum mengaitkan diri dengan parpol. Usai pilkada DKI Jakarta 2017 putaran pertama, ia kemudian mendapatkan tawaran untuk bergabung dengan PSI.
Tsamara sering terlibat dalam diskusi politik bersama salah satu penggagas PSI, Grace Natalie. Parpol berhaluan tengah itu menyasar generasi muda agar melek politik.
Melihat kesamaan itu, Tsamara memutuskan untuk bergabung dalam PSI. Ia dipercayai untuk menjabat sebagai Ketua DPP Bidang Eksternal. Tsamara mengenyam tugas untuk membangun jaringan dengan komunitas, media, dan organisasi di luar struktur partai.
Pun ia menggaet pasarnya melalui media sosial. Tsamara kerap mencetuskan diskusi politik untuk menarik anak muda agar tidak apatis melalui siaran di akun Instagram.
Tsamara Amany dan Fahri Hamzah Foto: Facebook Tsamara Amany dan Fanny Kusumawardhani/kumparan
Tsamara tak henti melontarkan kritik melalui wadah tersebut. Ia mulai akrab di telinga publik selepas berdebat dengan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah di media sosial.
ADVERTISEMENT
Pada 2017 lalu, ia mengkritik keras pandangan Fahri terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Lincah dalam lisan pun tulisan, Tsamara merilis lima rekaman singkat dengan judul ‘5 Sesat Pikir Fahri Hamzah’
Tsamara juga sempat menantang Fahri dan Fadli Zon untuk mengadakan debat terbuka. Tetapi, seruan itu tidak pernah terwujud.
Pada 2018, Tsamara kembali mengkritisi figur lain. Ia menyinggung privilese Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Tsamara menyebut kekuasaan AHY sebagai warisan, bukan pencapaian. Ia lalu mengatakan, AHY tak pantas menyebut dirinya sebagai 'perwakilan anak muda'.
"Mewakili anak muda bukan sekadar soal usia. Tapi juga soal kerja keras dan kompetensi. Kita semua para politisi muda harus berupaya membuktikan itu," cuit Tsamara.
Tsamara Amany Daftar Caleg PSI Foto: Antara/Aprillio Akbar
Pembuktian Tsamara sendiri tampaknya termanifestasi pada 2019. Ia menjadi salah satu juru bicara pasangan Jokowi dan Ma’ruf Amin.
ADVERTISEMENT
Berambisi tinggi, Tsamara juga mencalonkan diri sebagai calon anggota DPR RI Daerah Pemilihan DKI Jakarta di Pemilihan Umum Legislatif 2019.
Ia menjaring perolehan suara yang cukup besar. Namun upaya Tsamara kandas sebab partainya tak lolos ambang batas parlemen.
Dedikasi Tsamara tak hanya terjerat dalam kancah politik. Ia juga mengabdi demi pemberdayaan kaum perempuan. Tsamara merupakan co-founder dari organisasi GirlsCanLead atau Perkumpulan Perempuan Politik.
LSM tersebut berfokus dalam mendidik perempuan muda yang ingin mengasah potensi dalam politik. Mengakomodasi pelatihan dan pendidikan, mereka mendorong perempuan agar menjadi pemimpin masa depan.
Tsamara berbagi cerita tentang pengalamannya mendapat komentar seksisme & merendahkan Foto: Ulfa Rahayu

Mundur dari PSI

Hingga kini, Tsamara masih memeluk harapan tersebut. Pun alasannya mundur dari parpol yakni untuk memfokuskan diri pada pemberdayaan dan perlindungan perempuan.
ADVERTISEMENT
"Untuk saat ini, saya ingin fokus mengabdi ke Indonesia melalui cara-cara lainnya. Salah satunya dengan fokus menyuarakan isu perempuan dan mengabdi untuk kepentingan perempuan," pungkasnya.