Perkenalkan, Naufal Raziq Penemu 'Listrik Kedondong'

19 Mei 2017 19:34 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Naufal, penemu listrik tenaga kedondong (Foto: Aprilio Akbar/Antara)
Naufal Raziq mendadak ramai diperbincangkan. Pelajar kelas 3 Madrasah Tsanawiyah Negeri Langsa Lama, Kota Langsa, Aceh, itu menemukan potensi listrik dari pohon kedondong (Spondias Dulcis Forst) di depan rumahnya.
ADVERTISEMENT
Penemuan tersebut berawal dari pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ketika Naufal duduk di kelas 1 MTs atau 2 tahun lalu.
Dari pelajaran tersebut, Naufal mengetahui buah asam, seperti kentang, jeruk, dan mangga, dapat menghasilkan energi listrik sederhana.
Naufal kemudian mencoba berbagai macam pohon buah, mulai dari mangga, belimbing, asam jawa, hingga akhirnya Naufal menemukan pohon kedondong pagar yang memiliki keunggulan dibanding buah lainnya.
"Masing-masing pohon itu ada keunggulannya. Kenapa kedondong pagar karena memiliki batang yang besar, mudah tumbuhnya, jika kita kupaskan kulitnya dia tidak busuk malah menyembuhkan dirinya, recovery," kata Naufal seperti dilansir Antara, Jumat (19/5).
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan satu lubang pada pohon kedondong pagar bisa menghasilkan tegangan listrik 1 volt. Satu pohon kedondong dapat dibuat menjadi empat lubang yang bisa menghasilkan energi 4 volt.
Untuk menyalakan satu lampu, setidaknya dibutuhkan empat pohon kedondong pagar yang sudah dipasang tembaga dan logam.
Pada tahap selanjutnya, Kementerian ESDM melalui Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi akan memberi bantuan dana untuk mengembangkan penemuan Naufal menjadi energi listrik skala besar.
Universitas Malikussaleh Lhokseumawe Aceh pun sampai ditunjuk melakukan pendampingan terhadap inovasi yang ditemukan Naufal.
"Kami dipercayakan oleh Direktorat Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi, Ditjen Penguatan Inovasi, Kemenristekdikti untuk mendampingi Naufal Raziq," kata Pembina Inkubator Bisnis CDC Unimal, Ibrahim Qamarius, di Lhokseumawe.
ADVERTISEMENT