news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Perludem: Politik Uang di 2024 Bisa Lebih Brutal

6 Januari 2023 17:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota dewan pembina Perludem, Titi Anggraini. Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Anggota dewan pembina Perludem, Titi Anggraini. Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
ADVERTISEMENT
Anggota Dewan Pembina Perludem, Titi Anggraini, menilai politik uang di Pemilu 2024 kemungkinan bisa lebih brutal dari pemilu-pemilu sebelumnya. Sebab, menurutnya, belajar dari Pemilu 2019 lalu, polarisasi jual-beli suara sudah tidak lagi bekerja langsung di level masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Analisis kami, politik uang pada [Pemilu] 2024 bisa lebih brutal karena belajar dari 2019, polarisasi buat jual-beli suara tidak bekerja langsung ke rakyat di Pilpres. Dia main di birokrasi atau pemerintah atau skala policy," kata Titi dalam diskusi yang digelar INTEGRITY secara daring, Jumat (6/1).
Politik uang tersebut, kata Titi, bisa dimulai dari penetapan nomor urut calon legislatif di surat suara, hingga di perebutan tiket pencalonan di pilpres. Dalihnya bisa beragam, mulai dari uang pembiayaan saksi, pengawalan suara, hingga untuk menggerakkan mesin partai.
"Ini diperburuk dengan [sistem] presidential yang memaksa koalisi yang tidak alami, tapi dipaksa demi tiket pencalonan. Itu potensi transaksinya terjadi," lanjutnya.
Sistem presidential threshold 20%, satu-satunya partai yang bisa mencalonkan calon presidennya sendiri hanya PDIP. Sedangkan partai-partai lain harus berkoalisi jika ingin mendorong calonnya maju di Pilpres 2024.
ADVERTISEMENT
"[Ditambah dengan] masa kampanye 75 hari, ini membuat partai cenderung pakai jalan pintas dengan politik uang. Dan ini bisa terjadi di lingkup penyelenggara dan hakim pemutus sengketa," tutur Titi.
Namun ia memastikan, pihaknya tidak akan membiarkan proses Pemilu 2024 "dibajak" oleh uang. Komitmen tersebut, kata Titi, harus dibunyikan dengan lantang karena tantangan di pemilu kali ini sangat besar.
"Pemilu 2024 daulat rakyat atau uang? Tentu jawabannya kita tidak akan biarkan pemilu dibajak daulat uang. Komitmen ini harus dibunyikan dengan kuat. Tantangan kita besar," pungkasnya.