Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Perlukah Anjing-anjing Lucu ini Disterilisasi?
8 Januari 2017 19:04 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
ADVERTISEMENT
Hari Minggu sore. Itu adalah waktu yang tepat untuk kongkow bersama teman-teman di taman. Dan itu pulalah yang dilakukan para pecinta anjing yang tergabung dalam komunitas Jakarta Dog Lovers.
ADVERTISEMENT
Komunitas Jakarta Dog Lovers memang biasa melakukan pertemuan rutin untuk mengedukasi dog lovers untuk menjadi pemilik yang bertanggung jawab terhadap apa yang dipeliharanya. Namun ada yang berbeda pada pertemuan kali ini. Karena hari ini merupakan perayaan genap setahun komunitas tersebut berdiri.
Acara kumpul penyayang anjing ini digelar di Taman Kodok, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (8/2). Selain mengajak si gukguk menghirup udara taman, pemiliknya juga bisa berdiskusi. Tema diskusi yang diangkat adalah tentang perlu tidaknya anjing disterilisasi.
CEO Yayasan Pecinta Satwa Jakarta, Yovist, yang hadir pada acara itu sangat bersyukur komunitasnya diizinkan pemerintah provinsi dan RT setempat melakukan gathering di taman.
"Saat ini sangat sulit cari taman yang ramah dengan anjing, makanya kita bersyukur sampai hari ini didukung terus," ujar Yovist.
ADVERTISEMENT
Dalam perayaan komunitas yang pertama, para pemilik melakukan debat sterilisasi dan anti-sterilisasi terhadap anjing. Yovist mengatakan anjing sangat perlu disterilisasi. Menurutnya saat ini di populasi anjing di Jakarta sudah sangat banyak sehingga pemandulan ini merupakan salah satu jawaban dari masalah tersebut.
"Tujuan sterilisasi adalah mengendalikan populasi. Bukan membinasakan populasi," katanya.
Sterilisasi pada anjing tidak melulu harus pembedahan seperti operasi, tapi dengan memelihara sesama jenis itu juga wujud dari sterilisasi terhadap anjing. Setelah dimandulkan, anjing secara psikologis akan berubah. Misalnya yang sebelumnya lincah, bisa jadi setelah disteril dia akan jadi anjing yang pemalas. Hal ini dikarenakan, anjing tersebut tidak dapat melampiaskan hasrat biologisnya.
"Anjing juga seperti manusia, yaitu sama-sama makhluk hidup. Kita saja kalau disteril, enggak ada pelampiasan biologisnya, akhirnya ada kecenderungan jadi penyendiri, karena minder. Anjing juga seperti itu," katanya.
ADVERTISEMENT
Pemilik anjing yang sudah melakukan sterilisasi terhadap piaraannya, maka dia harus memperhatikan kondisi anjingnya dengan kasih sayang. Karena menurut Yovist, jika sudah disterilisasi terus dibuang, ya sama aja. Karena anjing itu akan cari pelampiasan luar. Bisa jadi dia akan menjadi anjing liar yang membahayakan.
Yovist juga menuturkan, pihaknya mengirimkan surat kepada pemerintah provinsi meminta untuk dibuatkan shelter khusus hewan liar yang berkeliaran di jalanan.
Dengan adanya shelter tersebut anjing-anjing liar yang tertangkap di jalanan akan dimasukkan ke shelter yang dikelola oleh pemerintah, yang harapannya dapat menjawab dari masalah over-populasi, bahkan bisa diberdayakan.
Beberapa pecinta anjing tidak setuju adanya sterilisasi terhadap anjing piaraan karena bisa membuat ras anjing tersebut punah.
ADVERTISEMENT
Namun ada juga yang setuju, salah satunya Wiwi. Ia mengaku tidak ingin memiliki anak anjing dari anjing yang dipeliharanya, sehingga memang sangat perlu piaraannya disterilisasi.
Live Update