Permintaan Terakhir Tuti Tursilawati kepada Ibunda sebelum Eksekusi

30 Oktober 2018 15:00 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
Tuti Tursilawati (kanan), TKW yang dieksekusi di Arab Saudi saat bersama ibunya. (Foto: Dok. Migrant Care)
zoom-in-whitePerbesar
Tuti Tursilawati (kanan), TKW yang dieksekusi di Arab Saudi saat bersama ibunya. (Foto: Dok. Migrant Care)
ADVERTISEMENT
Mei lalu menjadi saat terakhir Iti Sarniti menemui langsung buah hatinya, Tuti Tursilawati, yang mendekam di penjara kota Taif, Arab Saudi. Lima bulan setelah pertemuan itu, tepatnya pada Senin (29/10), Tuti dieksekusi mati oleh Saudi atas kasus pembunuhan yang dilakukannya delapan tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Pertemuan terakhir Itu itu diceritakan kepada Ketua Pusat Studi dan Kajian Migrasi Migrant Care, Anis Hidayah, saat keduanya bertemu September lalu di kediaman Tuti di Majalengka. Menurut Anis, Mei lalu jadi kali ketiga pertemuan Iti dan Tuti dilakukan.
"Dengan berurai air mata, ibu Iti terus bertutur bahwa kunjungan Mei lalu merupakan kunjungan paling berkesan. Bisa mengunjungi Tuti di penjara selama 1,5 jam, di mana dalam kunjungan sebelumnya hanya bisa ketemu 10 menit," tulis Anis dalam postingannya di Facebook.
"Tidak hanya itu, kunjungan yang ketiga kemarin juga bisa memeluk Tuti dan berfoto dimana tidak bisa dilakukan pada kunjungan sebelumnya," lanjut Anis lagi.
Tuti divonis mati atas tuduhan membunuh majikannya pada 11 Mei 2010, sembilan bulan setelah bekerja di Saudi. Dia mengaku terpaksa melakukan itu karena membeli diri ketika hendak diperkosa.
ADVERTISEMENT
Ketua Pusat Studi Migrasi Migrant CARE Anis Hidayah (Foto: Rizki Baiquni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Pusat Studi Migrasi Migrant CARE Anis Hidayah (Foto: Rizki Baiquni/kumparan)
Berbicara kepada kumparan, Anis mengatakan Tuti divonis mati pada Senin pukul 9 pagi. Hal ini, kata Anis, baru diketahui perwakilan Indonesia pada siang hari, itu pun tidak disengaja karena ingin mengunjungi Tuti di penjara.
Kembali ke kisah pertemuan Iti dan Tuti. Kepada Anis, Iti mengatakan Tuti senang betul ketika ibundanya itu datang membawakan seluruh permintaannya. Tidak muluk-muluk, Tuti hanya meminta dibawakan daster dan cemilan khas kampung halamannya.
"Tuti kemarin minta dibawakan daster batik dan cemilan. Ibu membawakannya dua daster dan beberapa cemilan: rengginang, keripik singkong, dan opak. Bawaan cemilan itu langsung kita makan rame-rame di penjara. Tuti nampak senang," tulis Anis menirukan kata-kata Iti.
Siapa kira, itu adalah permintaan terakhir Tuti kepada ibundanya.
ADVERTISEMENT
Menurut Migrant Care, Tuti adalah satu lagi warga Indonesia yang dieksekusi mati oleh Saudi tanpa pemberitahuan. Sebelumnya Maret lalu, Saudi mengeksekusi mati Zaini Misrin dan pada 2015 Siti Zaenab, keduanya tanpa notifikasi kepada perwakilan RI.