Pernikahan Dini di Semarang Melonjak, Didominasi Pasangan Hamil Duluan

Ilustrasi pengantin pria menanda tangani dokumen pernikahan. Foto: Shutter Stock

Tahun 2020 baru berjalan setengahnya, tapi pengajuan dispensasi kawin karena mempelai masih di bawah umur/belum diperbolehkan menikah sesuai UU di Kota Semarang melonjak tajam. Rata-rata, permohonan dikarenakan ‘kecelakaan’ atau hamil di luar nikah.

Wakil Ketua Pengadilan Agama Semarang, Muhamad Camuda, mengatakan, hingga bulan Juni pihaknya sudah menerima 99 permohonan dispensasi kawin.

“Dari Januari sampai dengan 23 Juni ini, sudah 99 dispensasi kawin kami terima,” kata Camuda ditemui di kantornya di Semarang, Selasa (23/6).

Dia menyebut, jumlah ini melonjak tajam dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019. Dia tak menyebutkan angkanya, namun dari penelusuran kumparan pada bulan November 2019 saja sudah ada 85 pengajuan.

Camuda mengatakan, dispensasi kawin ini semakin meningkat setelah ada UU Perkawinan direvisi pada September 2019 lalu yaitu batas usia pria dan wanita diizinkan menikah adalah 19 tahun.

Camuda saat ditanya, apakah ini juga terkait dengan pandemi sehingga banyak pemuda yang memutuskan menikah karena hamil duluan, menurut dia hal itu bisa saja terjadi.

“Kalau kaitannya dengan pandemi, bisa jadi. Tetapi saya mengira ini lebih pada hasil revisi UU Perkawinan. Sebelum direvisi, batas usia wanita masih 16 tahun saja sudah ada yang mengajukan dispensasi,” katanya.

Camuda mengatakan, rata-rata dispensasi kawin ini dilatari alasan ‘kecelakaan’ atau hamil di luar nikah.

Sementara itu, untuk gugatan perceraian pihaknya telah menerima hampir 1.500 perkara. Paling banyak perkara yang masuk adalah gugat cerai atau gugatan yang diajukan oleh pihak istri.

“Alasan rata-rata karena si suami tidak bisa menafkahi, ada juga yang sudah lama ditinggalkan suaminya dan si suami ini punya WIL (Wanita Idaman Lain),” ujarnya.

***

(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)

***

Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.